
Kegiatan membaca dan menyanyi di pertemuan-pertemuan perempuan. (Credit: Sukma)
Ciri - Ciri Kaligrafi Jiangyong Nüshu
Keunikan Nüshu terletak pada bentuk tulisannya yang berbeda dari tulisan Tionghoa tradisional. Tulisan Nüshu terdiri dari karakter yang lebih sederhana, berbentuk ramping, dan mirip dengan goresan tipis yang menyerupai bentuk benang atau sulur. Karakter-karakternya bersifat fonetik, artinya setiap simbol mewakili suara tertentu, bukan makna seperti dalam tulisan Tionghoa konvensional.
Cara penulisan Nüshu biasanya dilakukan dengan kuas atau pena halus, dan tulisan ini sering ditemukan pada media seperti kain, kipas, atau kertas. Tulisan ini ditulis secara vertikal, dari atas ke bawah, dan dibaca dari kanan ke kiri, mirip dengan gaya penulisan tradisional Tionghoa. Namun, karena sifatnya yang fonetik, pembacaan Nüshu memerlukan pemahaman tentang dialek lokal Jiangyong, karena karakter-karakternya mewakili bunyi dari bahasa lisan setempat. Jiangyong Nushu terutama terdiri dari empat guratan: guratan miring, guratan busur, guratan vertikal,dan titik merupakan bentuk keseluruhan mesin terbang adalah belah ketupat, dan titik-titiknya sebagian besar berbentuk bulat;Dalam keadaan miring, bentuk keseluruhannya ramping dan rata. Pena miring dan pena melengkung adalah kaligrafi wanita Jiang Yong. Goresan struktural utama di Jiangyong menggunakan koordinat, sedangkan guratan vertikal di Jiangyong
Gaya penulisan Jiangyong Nushu secara keseluruhan lembut dan indah. Fashionable dan elegan, gaya ini menunjukkan bahwa wanita masa kini mengalihkan kecintaannya pada kecantikan . Pindah ke simbol teks dan ekspresikan isi hati Anda dengan kata-kata. dalam keadaan lembut Inti pena mengungkapkan semacam kegigihan seorang wanita
Nüshu tidak diproduksi dalam bentuk cetakan, melainkan ditulis dengan menggunakan pensil atau kuas yang dicelupkan ke dalam tinta, kemudian dituliskan di atas kertas bergaris, kipas lipat, atau saputangan. Selain itu, Nüshu juga dapat dijahit di saputangan atau ditenun pada pita. Tulisan ini dibuat secara vertikal dari atas ke bawah dan dibaca dari kanan ke kiri, dengan bentuk huruf yang miring menyerupai belah ketupat, dikelilingi oleh pola dekoratif. Nüshu menggambarkan berbagai pengalaman wanita, termasuk masalah pernikahan, kehidupan keluarga, pekerjaan, interaksi sosial, kerajinan, hiburan, adat istiadat, keyakinan agama, dan nilai-nilai moral. Tulisan ini secara sistematis mencerminkan suka dan duka wanita di daerah Jiangyong dan sekitarnya, serta kemarahan dan perlawanan mereka terhadap status sosial yang rendah dan penindasan feodal yang mereka alami di zaman dahulu.
Sebagian besar karya Nüshu berbentuk puisi, dengan jumlah kata yang teratur, umumnya berupa puisi tujuh suku kata, dan beberapa puisi lima suku kata, serta kombinasi antara keduanya. Karya tersebut memiliki pola ritmis dan gaya retoris yang khas, dan dapat dibagi menjadi tiga kategori: kreasi, dokumentasi, dan terjemahan. Kreasi mencakup pembuatan kalimat dan penggabungan paragraf, termasuk surat pertemanan, surat penghiburan, surat ucapan selamat, biografi, dan naskah pemakaman. Karya dokumentasi mencakup lagu anak-anak, lagu pertunjukan, lagu ratapan pernikahan, puisi doa, lagu rakyat, dan teka-teki, yang semuanya merupakan warisan lisan. Sedangkan terjemahan merujuk pada naskah-naskah bahasa Tionghoa yang populer, seperti kisah Liang Shanbo dan Zhu Yingtai serta lagu penjual bunga, termasuk beberapa puisi dari Dinasti Tang dan Song.