Pendidikan

Dari Makassar ke Chiang Rai: Jejak FKM Unhas di Panggung Kesehatan Masyarakat Asia Pasifik

Dekan FKM Unhas, Prof. Dr. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D. (tengah), bersama tim dosen dan peneliti FKM Unhas, berfoto di area utama APACPH 2025 di Mae Fah Luang University, Chiang Rai, Thailand, usai mengikuti sesi konferensi internasional bertema Public Health Challenges in a Disruptive World, 4 November 2025. Dekan FKM Unhas, Prof. Dr. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D. (tengah), bersama tim dosen dan peneliti FKM Unhas, berfoto di area utama APACPH 2025 di Mae Fah Luang University, Chiang Rai, Thailand, usai mengikuti sesi konferensi internasional bertema Public Health Challenges in a Disruptive World, 4 November 2025.

THAILAND, UNHAS.TV- Di kaki pegunungan Chiang Rai, Thailand Utara, udara pagi 4 November 2025 terasa sejuk dan tenang. Namun di aula utama Mae Fah Luang University, suasana justru hangat, penuh energi akademik lintas negara. Di antara ratusan akademisi, peneliti, dan mahasiswa kesehatan masyarakat dari berbagai belahan Asia Pasifik, tampak rombongan merah marun—delegasi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas)—datang tidak sekadar hadir, melainkan ikut bicara, ikut berkontribusi, dan ikut dipandang.

Asia Pacific Academic Consortium for Public Health (APACPH) Conference bukan konferensi biasa. Ia adalah pertemuan ilmiah tertua dan terbesar di kawasan Asia Pasifik, sebuah melting pot ide, data, dan strategi kesehatan publik masa depan. Tahun ini, temanya terasa sangat relevan: “Public Health Challenges in a Disruptive World.”

Namun yang membuat momentum ini lebih berarti: FKM Unhas hadir sebagai bagian dari percakapan besar dunia kesehatan, bukan sebagai penonton, melainkan sebagai pelaku ilmu pengetahuan.

Delegasi dosen dan mahasiswa FKM Universitas Hasanuddin berpose bersama usai mengikuti sesi pembukaan APACPH 2025 di Mae Fah Luang University, Chiang Rai, Thailand, pada 4 November 2025.
Delegasi dosen dan mahasiswa FKM Universitas Hasanuddin berpose bersama usai mengikuti sesi pembukaan APACPH 2025 di Mae Fah Luang University, Chiang Rai, Thailand, pada 4 November 2025.


100 Wajah dari Makassar di Chiang Rai

Sekitar 100 peserta dari FKM Unhas—dosen, mahasiswa doktor, dan peneliti muda—mengisi ruangan-ruangan presentasi, membawa topik riset mulai dari digital epidemiology, community resilience, mental health policy, hingga green hospital strategy berbasis kearifan lokal Sulawesi Selatan.

Mereka tidak datang dengan satu peran tunggal. Ada yang tampil di podium sebagai presenter oral, ada yang menunggu giliran di depan poster ilmiah, ada pula yang aktif menyimak sesi panel sambil mencatat peluang kolaborasi riset lintas negara.

“Ini tentang peran, bukan sekadar kehadiran”

Bagi Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., perjalanan ke Chiang Rai bukan sekadar agenda akademik tahunan. Dalam sambutan singkatnya di sela konferensi, ia menegaskan:

“Kehadiran kami di APACPH bukan hanya untuk mempresentasikan riset, tetapi untuk mengambil posisi sebagai mitra global dalam membangun masa depan kesehatan masyarakat. Kami datang membawa gagasan, jejaring, dan komitmen untuk kolaborasi lintas negara.”

Dengan nada optimistis, ia menambahkan bahwa partisipasi internasional seperti ini adalah salah satu strategi memperkuat internasionalisasi tridarma, sekaligus membuka ruang diplomasi akademik yang lebih luas bagi Indonesia Timur.(*)