MAKASSAR,UNHAS.TV — Di tengah kompleksitas tantangan pelayanan kesehatan di daerah, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah mengambil langkah progresif: menjadikan suara masyarakat sebagai dasar pijakan kebijakan publik. Demi merespons kebutuhan tersebut secara lebih ilmiah dan terukur, Dinkes Mamuju Tengah menjalin kolaborasi strategis dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) dalam pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) tahun 2025.
Kemitraan ini secara resmi diikrarkan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama pada Rabu, 11 Juni 2025, bertempat di Ruang Dekan FKM Unhas, Makassar. Acara berlangsung hangat dan penuh makna, menandai titik temu antara akademisi dan birokrat demi satu tujuan: peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui layanan kesehatan yang lebih tanggap dan inklusif.
“Pelayanan publik yang baik tidak lahir dari dugaan. Ia lahir dari pemahaman yang akurat terhadap realitas di lapangan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Mamuju Tengah, Setya Bero, SKM., M.M.Kes. Ia menegaskan bahwa SKM ini bukan sekadar formalitas administratif, melainkan instrumen reflektif untuk menakar sejauh mana pemerintah telah memenuhi harapan masyarakat.
“Kami ingin menjadikan data sebagai kompas. Hanya dengan mendengar masyarakat secara utuh, kita bisa membangun sistem yang berpihak dan adil,” tandasnya.
Survei ini akan mencakup berbagai fasilitas layanan kesehatan primer dan sekunder, dari puskesmas hingga rumah sakit daerah. Tim dari FKM Unhas akan mengawal seluruh tahapan survei, mulai dari desain instrumen, teknik sampling, hingga analisis hasil, guna memastikan validitas dan akurasi hasil yang dikumpulkan. Tenaga kesehatan lokal juga akan dilibatkan, memperkuat rasa kepemilikan terhadap hasil dan rekomendasi kebijakan yang akan lahir dari proses ini.
Dari pihak akademisi, Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., Dekan FKM Unhas, menyatakan bahwa kerja sama ini adalah wujud nyata pengabdian perguruan tinggi dalam ranah kebijakan publik.

Momen Penandatanganan Kerja Sama Strategis: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah, Setya Bero, SKM., M.M.Kes., bersama Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., menandatangani Perjanjian Kerja Sama pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Tahun 2025 di Ruang Dekan FKM Unhas, Makassar, Rabu (11/6). Kolaborasi ini bertujuan memperkuat kebijakan berbasis bukti dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan publik di Mamuju Tengah. Turut hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah pimpinan FKM Unhas dan jajaran Dinkes Mamuju Tengah sebagai bentuk komitmen bersama dalam menghadirkan pelayanan yang lebih adil dan responsif bagi masyarakat. Kredit: FKM Unhas.
“Kampus bukan hanya ruang pengajaran, tetapi laboratorium sosial. Kami percaya, integrasi antara keahlian metodologis dari kampus dan pengetahuan kontekstual dari pemerintah daerah akan melahirkan rekomendasi yang tidak hanya tepat sasaran, tetapi juga berdampak nyata,” tutur Prof. Sukri.
Ia menambahkan, survei ini bukan hanya tentang angka dan grafik, tetapi tentang mendengar denyut nadi warga—tentang memahami pengalaman pasien, hambatan di lapangan, dan ekspektasi yang kerap tak terdengar oleh statistik.
Turut hadir dalam seremoni tersebut beberapa pimpinan utama FKM Unhas, seperti Dr. Hasnawati Amqam, SKM., M.Sc. selaku Ketua Program Studi S1-Ilmu Kesehatan Masyarakat, serta Prof. Anwar Mallongi, SKM., M.Sc., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset, dan Inovasi. Mereka menegaskan kesiapan institusi untuk menurunkan tim ahli terbaik dalam menjaga mutu pelaksanaan survei dari hulu ke hilir.
Dengan sinergi ini, Dinas Kesehatan Mamuju Tengah tidak hanya membangun sistem yang lebih berbasis bukti (evidence-based), tetapi juga meletakkan fondasi kepercayaan antara negara dan warga. Kolaborasi ini memberi pesan kuat bahwa pelayanan publik terbaik hanya mungkin lahir dari dialog yang setara antara pemerintah dan rakyatnya.
Survei ini mungkin tak serta-merta menjawab seluruh persoalan kesehatan. Tapi ia adalah permulaan penting—sebuah usaha menyimak denyut jantung masyarakat, lalu menjadikannya irama yang memandu arah perbaikan di masa depan.*