MAKASSAR, UNHAS.TV - Kerusakan fisik pda gigi akibat benturan keras, dalam dunia kedokteran gigi, sering disebut sebagai trauma gigi.
Pada pengertian yang lebih luas, kerusakan fisik itu tidak hanya mencakup pada gigi, tetapi juga pada gusi, tulang alveolar, jaringan lunak mulut, atau struktur di sekitarnya.
Bentuknya bisa berupa gigi retak, gigi patah, gigi goyang, gigi miring atau berseger dari posisinya, atau gigi lepas secara utuh dari soketnya.
Trauma gigi ini jika tidak ditangani secepatnya, bukan hanya mempengaruhi estetika tetapi juga bisa menimbulkan dampak yang lebih serius. Menurut Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Unhas drg A Tajrin MKes, SpBMM Subsp COM (K), langkah pertama yang harus dilakukan pada penderita trauma gigi yakni segera memeriksa kondisi gigi.
"Penanganan dini sangat penting dilakukan terutama dalam 30 menit pertama setelah trauma terjadi. Jika tidak segera ditangani, risiko komplikasi seperti infeksi, kerusakan permanen, atau kehilangan gigi menjadi semakin besar," ujarnya
"Trauma gigi tidak bisa dilakukan di rumah. Jika giginya lepas maka sebaiknya harus dicari, jangan dibiarkan hilang. Gigi harus direndam dengan air susu atau air bersih. Atau, disimpan di rongga mulut pasien (patient's saliva). Begitu sampai di rumah sakit, gigi lepas itu bisa dipasang kembali dengan cara diikat (fiksasi) agar gigi itu bisa tumbuh kembali," tambahnya.
Pada kasus gigi retak, penanganannya berupa penambalan atau melakukan restorasi mahkota jaket. Penambalan dilakukan dengan cara menutup retakan atau celah antar gigi, jika retakannya tidak terlalu luas.
Pada kasus gigi goyag, dokter akan mengikat gigi dengan tali khusus agar gigi kembali ke posisi awal. Tetapi, jika kerusakan sudah sangat parah dan berisiko menimbulkan komplikasi pada gigi dan jaringan sekitarnya, dokter umumnya mengambil tindakan pencabutan gigi yang dilanjutkan dengan pemasangan gigi palsu untuk menghindari masalah pengunyahan, fungsi bicara, dan estetika.
Sehubungan trauma gigi bisa berdampak sangat serius dengan penderitanya, sangat disarankan agar siapa saja selalu menjaga agar berhati-hati pada kegiatan yang bisa berakibat benturan pada gigi.
Gunakan helm jika berkendara sepeda motor, gunakan pelindung gigi (gum shield atau mouthguard) saat berolahraga yang riskan berbenturan, dan selalu berhati-hati di setiap kegiatan.(*)
Andrea Ririn Karina & Muhammad Syaiful (Unhas TV)