Internasional

Deklarasi Jakarta Desak Netanyahu ke Meja Hijau, Isolasi Israel secara Global



Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan 17 butir pernyataan dalam Deklarasi Jakarta usai pertemuan antar parlemen di Kompleks Parlemen, Jakarta.  Kredit: TvOneNews.
Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan 17 butir pernyataan dalam Deklarasi Jakarta usai pertemuan antar parlemen di Kompleks Parlemen, Jakarta. Kredit: TvOneNews.


Menentang Islamofobia, Mengusung Tata Dunia Baru

Lebih luas dari isu Palestina, Deklarasi Jakarta juga menjadi cerminan keprihatinan dunia Islam atas merebaknya Islamofobia, xenofobia, dan intoleransi global. PUIC mendorong negara anggotanya untuk aktif melawan diskriminasi melalui dialog antaragama, kerja sama pendidikan, pemberdayaan perempuan dan pemuda, hingga penguatan peran parlemen dalam menjaga tata kelola yang bersih dan partisipatif.

Deklarasi ini memuat pula komitmen terhadap kerja sama digital dan keamanan siber, peningkatan perdagangan antarnegara Islam dengan mata uang lokal, serta reformasi kelembagaan internal PUIC agar lebih inklusif dan responsif terhadap tantangan zaman.

“Ini bukan hanya soal Palestina. Ini soal membangun dunia yang lebih adil dan bermartabat, di mana umat Islam tidak lagi menjadi korban disinformasi dan kebencian,” ungkap Mardani dalam sesi penutup.

25 Tahun PUIC: Jakarta Jadi Tanda Bahaya dan Harapan

Konferensi ke-19 ini sekaligus menandai peringatan 25 tahun berdirinya PUIC. Delegasi dari berbagai negara menilai Indonesia sebagai tuan rumah yang tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga berhasil menyuarakan aspirasi dunia Islam secara elegan di panggung global.

Dalam laporan sebelumnya yang dimuat oleh Kantor Berita MINA, disebutkan bahwa peserta konferensi memuji sikap aktif Indonesia dalam mendukung solusi damai dan memperkuat kerja sama antarparlemen dunia Islam.

Dengan Deklarasi Jakarta, parlemen-parlemen Islam mengirimkan pesan kuat: perjuangan belum selesai, tapi harapan itu nyata. Dari jantung demokrasi Indonesia, seruan untuk keadilan, kemerdekaan, dan tata dunia yang lebih beradab kembali digaungkan.(*)