MAKASSAR, UNHAS.TV - Raja Spanyol Felipe VI dan Ratu Letizia mengunjungi Kota Valencia untuk melihat warga korban banjir bandang yang telah menewaskan lebih dari 200 orang.
Raja Felipe IV dan Ratu Letizia datang dengan pengawalan polisi setempat. Namun, kedatangan keduanya justru memicu kemarahan warga yang sudah hampir sepekan belum bisa mendapatkan bantuan yang layak.
Beberapa warga melemparkan gumpalan lumpur namun berhasil ditepis ooleh polisi yang menggunakan payung untuk melindungi Felipe VI. Ada pula yang melempar memakai batang kayu.
Kemarahan warga juga berbentuk teriakan yang ditujukan ke Raja Felipe VI dan Ratu Letizia . "Pembunuh... pembunuh... pembunuh..
"Mengapa kamu baru datang? Engkau telat datang selama empat hari. Kami di sini tersiksa. Kau tahu ini terjadi tetapi engkau tidak berbuat apa-apa. Padahal engkau bisa mengerahkan bantuan<" teriak seorang pemuda di hadapan Raja Felipe VI.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Wali Kota Valencia, Carlos Mazon, sebenarnya ikut menemani Raja Felipe VI. Namun karena amarah warga makin memuncak, Pedro dan Carlos, langsung dievakuasi.
Anggota DPR Valencia, Juan Bordera, menyesalkan kunjungan Raja dan Ratu Spanyol karena dilakukan di saat kemarahan warga sudah memuncak. "Kunjungan itu keputusan buruk. Warga sudah marah sekali," kata Juan Bordera.
Hingga hari ke-7, lumpur dan kumpulan sampah masih tersebar di seluruh Kota Valencia, meski pemerintah setempat sudah mengerahkan lebih dari 1.000 petugas.
Masih banyak warga yang hidup di penampungan dalam keadaan miris. Pasokan air bersih dan listrik belum tersedia. Hal inilah yang disesalkan oleh Pau, remaja berusia 16 tahun.
"Pemimpin kami tidak berbuat apa-apa. Kami dibiarkan mati di sini dalam keadaan mengenaskan," ujarnya.(*)