Watch Unhas TV Live
Watch Unhas TV Live
Internasional

Demonstrasi Pro-Palestina di Dua Kampus Ternama Dunia

Darmadi Tariah24 Apr, 2024
Suasana demonstran menghabiskan malam pertama Sedekah Paskah Mahasiswa di Perkemahan Solidaritas Gaza di Columbia University (sumber: X/@simonerzim)

NEW YORK, UNHAS TV – Gelaran aksi demonstrasi massa pro-Palestina terus bergulir di seantero Amerika Serikat. Aksi massa yang menuntut penghentian genosida di Gaza salah satunya berlangsung di dua kampus universitas ternama dunia yakni di New York University (NYU) dan Columbia University.

Di NYU, perkemahan aksi demonstrasi pro-Palestina yang diikuti sekitar 500 orang telah berlangsung beberapa hari. Tindakan intimidasi, represif, hingga penangkapan oleh Kepolisian New York untuk membubarkan perkemahan aksi tidak menyurutkan semangat peserta aksi menyuarakan tuntutan mereka.  

BACA JUGA: Makin Panas, 5 Roket Irak Serang Pangkalan Militer Amerika

Sulaiman Ahmed, seorang wartawan investigatif mengatakan Kepolisian New York telah bertindak militeristik, menangkap para demonstran pro-Palestina dan menggiring mereka ke bus-bus polisi. “Amerika sedang menjadi negara polisi secara nyata. Zionisme telah memaksa mereka untuk membuang Amandemen Pertama (Konstitusi Amerika Serikat),” tulis Ahmed di halaman X pribadinya (X/@ShaykhSulaiman).

Peserta demonstrasi pro-Palestina di NYU di tangkap Kepolisian New York (sumber: X/@ShaykhSulaiman)

Peserta aksi di NYU bukan hanya mahasiswa, tetapi ada juga dosen dan guru besar di antaranya. Benjamin H. Bradlow, seorang Asisten Profesor Sosiologi dan Hubungan Internasional di Princeton University mengabarkan jika koleganya, Prof Gianpaolo Baiocchi di NYU yang jadi peserta demonstrasi telah ditangkap Kepolisian New York.

Gianpaolo Baiocchi adalah seorang Profesor Studi Individu dan Sosiologi di NYU dan Direktur Laboratorium Demokrasi Perkotaan. “NYPD (Kepolisian New York) telah menangkap sosiolog @gpbaiocchi (Prof Baiocchi), di antara staf pengajar NYU lainnya. Ini sangat keterlaluan,” kata Bradlow di halaman X pribadinya (X/@bhbradlow).

BACA JUGA: Hasil Lain dari Serangan Israel ke Iran

Sementara itu, di Columbia University juga berlangsung demonstrasi yang sama. Peserta aksi demonstrasi massa pro-Palestina juga berkemah di kampus ini.

Tindakan militeristik Kepolisian New York yang represif dan menangkapi para demostran di NYU dan aksi mahasiswa di Columbia University mendapat simpati dari dosen dan guru-guru besar di Columbia University. “Aksi pemogokan besar-besaran para dosen di Columbia saat ini sebagai bentuk solidaritas terhadap mahasiswa pengunjuk rasa sungguh luar biasa. Fakultas (staf pengajar kampus) di mana pun harus mengikuti hal yang sama,” tulis Joshua P. Hill, peneliti HDTV Research, di halaman X pribadinya (X/@JoshuaPHill).

Aksi mogok para dosen Columbia University terutama dipicu oleh keputusan pihak kampus tersebut yang meminta kepolisian menindak para demonstran. Bassam Khawaja, pengajar Hak Asasi Manusia di Fakultas Hukum NYU dan Fakultas Hukum Columbia University mengatakan bahwa pemogokan besar-besaran oleh para dosen di Columbia University adalah untuk menentang keputusan universitas tersebut yang meminta kepolisian menindak para demonstran solidaritas Palestina.

Aksi mogok besar-besaran oleh para dosen di Columbia University (sumber: X/@Bassam_Khawaja)

“Banyak politisi, jurnalis, dan bahkan profesor mencoba menggambarkan Perkemahan Solidaritas Gaza di Columbia (University) sebagai ekstremis. Apa yang saya lihat adalah sekelompok mahasiswa yang bersatu demi keadilan, mempertaruhkan nyawa mereka. Di sini mereka mengadakan Sedekah Paskah (ritual Yahudi). Itu cantik” kata Bassam (X/@Bassam_Khawaja).

Dina Sulaeman, Analis Geopolitik dan Pengamat Timur Tengah, menyebut demonstrasi pro-Palestina di Columbia University (UC) itu sangat monumental. “Mengapa demo di UC penting dan monumental? Pertama, karena ini adalah kampus sangat elit di AS, kedua karena kampus ini berada di New York, ibu kota Zionis di luar Tel Aviv, di kawasan elit Manhattan. Pihak administrasi kampus pun sangat Zionis. Mereka sangat ketakutan melihat gerakan mahasiswa pro-Palestina ini, karena Colombia (University) dalam sejarahnya sudah berkali-kali melakukan divestasi atas tuntutan mahasiswa; misalnya tahun 1990-an, UC melakukan divestasi dari Afrika Selatan yang akhirnya berujung pada runtuhnya rezim Apartheid Afsel” kata Dina Sulaeman di halaman X pribadinya (X/@dina_sulaeman).