MAKASSAR, UNHAS.TV - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mengungkapkan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Selatan telah mencapai 1.620 kasus hingga pekan ke-13 atau April tahun ini.
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan Muhammad Ishaq Iskandar menyebutkan, dari 1.620 kasus itu, sudah sembilan warga meninggal. Mereka adalah warga Kabupaten Enrekang, Maros, Soppeng, Bantaeng, Bulukumba, Toraja Utara dan Pangkep.
Data Dinas Kesehatan Sulsel itu berasal dari laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) secara kumulatif sampai pekan ke-13 sebanyak 372 suspek.
"Kasus DBD di Sulsel tersebut patut diwaspadai mengingat musim hujan sejauh ini masih berlangsung pada sejumlah daerah dengan tidak merata sehingga membuat bibit nyamuk aedes aegypti, penyebar DBD mudah berkembang," katanya, sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (19/4/2024).
Data Dinas Kesehatan Sulsel tahun 2023, terdapat 2.859 kasus DBD dengan 10 kasus kematian. Tahun ini diperkirakan kasus DBD akan meningkat seiring perubahan iklin.
Dari data itu, anak-anak hingga orang dewasa memiliki risiko tertular DBD paling tinggi. Sejak Januari-April 2024, usia 0-14 tahun mendominasi dengan persentase 49,94 persen.
Demam Berdarah Dengeu ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sering berkeliaran pada pagi hingga siang hari. Meski jarang ditemukan, nyamuk Aedes aegypti ini juga mengigit pada malam hari.
Pada saat mengigit inilah, nyamuk tersebut menularkan virus Dengue. Pada tahap awal, mereka yang tertular virus itu akan mengalami demam hingga 40 derajat Celcius yang berlangsung dua hingga tujuh hari.
Selain demam, penderita juga akan merasakan nyeri otot, tulang, sendi, kepala dan tenggorokan. Lalu pada permukaan kulit akan muncul bintik-bintik kecil berwarna kemerahan. Setelah itu, jumlah trombosit darah juga menurun cepat sampai 100 ribu per mikroliter.
Pada tahap kedua atau tahap kritis ketika suhu badan sudah menurun. Biasanya, orang terkecoh seolah-olah penderita sedang dalam penyembuhan, padahal inilah bagian yang paling berbahaya.
Sangat disarankan, mereka yang terkena DBD untuk segera ke pusat layanan kesehatan: puskesmas, dokter, atau ke rumah sakit. Penanganan yang terlambat bisa berujung kematian.
Juga sangat disarankan untuk menjaga kebersihan sekitar. Segera kuras tempat-tempat penampungan air karena ini jadi tempat bersarang nyamuk.
Pakaian yang bergantung lebih baik segera dilipat dan dimasukkan ke lemari karena nyamuk Aedes aegypti sering bertengger di pakaian. Pengasapan atau fogging adalah salah satu cara mengusir nyamuk tersebut.(amir pr)