Menurut Prof Zulkarnain, konsep geostrategis hadir untuk mencapai kedaultan pangan secara geografis, mengingat setiap wilayah tentunya memiliki informasi dan potensi berbeda dengan wilayah lain, termasuk pada kawasan Sulawesi yang kedepannya akan memiliki peran strategis dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Banyak potensi wilayah, eksesibilitas system informasi kebijakan masih terbatas. apalagi posisi yang berdekatan dengan IKN. sehingga, produk yang dihasilkan Sulawesi bisa disuplay ke IKN," ujarnya.
PELANTIKAN. Sekretaris Universitas Prof Sumbangan Baja saat membuka kegiatan pelantikan Pengurus Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Komda Sulselbar, di hotel Swissbell, Makassar, Sabtu (21/9/2024). (dok humas Unhas)
"Peran ilmu tanah itu menjadi lebih strategis, karena based perencanaan itu dari tanah, mulai dari menjaga kesuburan, sampai menghitung ekonomi wilayah semua berawal dari tanah,” jelas Prof Zulkarnain.
Secara umum, ada beberapa langkah penyusunan geostrategis, diantaranya sinergi antara kesesuaian lahan setiap wilayah, peraturan perundang-undangan dan kebijakan, system ekonomi wilayah pangan, membangun kekuatan sumberdaya manusia untuk memproduksi pangan sesuai kebutuhan dan kultur masyarakat.
Tidak hanya itu, jelas Prof Zulkarnain, mensinergikan konsep kedaulatan pangan dari berbagai pakar ilmu berbasis pada konsep geospasial, geoekonomi, geopolitik hingga membangun sumberdaya pangan dan atau mengatur system produksi, penyediaan, distribusi pangan dan pembiayaan.
Kegiatan FGD berlangsung lancar, setelah paparan dari narasumber, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab untuk mendengar saran dan masukan serta gagasan dari peserta FGD yang hadir. Gagasan dari para peserta kemudian akan dirumuskan kembali sebagai bahan rekomendasi kebijakan. (*)