Budaya

Festival Mawlid Tepi Danau Unhas Menjadi Agenda Tahunan Unhas–PP IKA Unhas: Dari Spiritualitas ke Diplomasi Kultural di Kampus Merah

Mawlid

MAKASSAR, UNHAS.TV – Pagi yang cerah di tepi Danau Universitas Hasanuddin (Unhas) pada pukul 10.00 WITA, Ahad (14/9) menjadi saksi hadirnya ratusan civitas akademika, alumni, dan masyarakat.

Lantunan salawat menggema di udara, berpadu dengan semilir angin dan pantulan cahaya matahari dari permukaan danau.

Festival Mawlid Tepi Danau Unhas, untuk pertama kalinya digelar oleh Unhas bersama Pengurus Pusat Ikatan Alumni (PP IKA) Unhas, menghadirkan nuansa spiritual sekaligus akademik yang jarang ditemukan di kampus besar lainnya.

Rektor: Mawlid Terindah dan Peran Abadi Alumni

Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. (Prof. JJ), menyebut bahwa dari sekian banyak perayaan mawlid yang pernah ia saksikan, mawlid di tepi danau kampus ini adalah yang terindah.

Namun lebih jauh, ia menekankan bahwa perayaan ini bukan sekadar ritual, melainkan momentum memperkuat sinergi dengan alumni.

“Tidak ada universitas besar di dunia tanpa dukungan alumni. Harvard besar, Oxford besar, semua universitas top dunia menjadi besar karena alumni yang menopang dan membangun ekosistemnya. Karena itu, saya sangat mengharapkan kolaborasi abadi antara Unhas dan IKA Unhas akan terus terjalin harmonis, produktif, dan semakin inovatif,” ujar Prof. JJ penuh keyakinan.

Ia bahkan membayangkan, jika dikelola dengan baik dan profesional, tahun depan Festival Mawlid Tepi Danau Unhas akan lebih semarak, melibatkan lebih banyak pihak, bahkan diikuti negara-negara muslim di dunia.



Dari Kampus untuk Umat

Di balik keberhasilan perayaan pagi itu, terdapat kisah dedikasi para penggerak. Salahuddin Alam,S.S, inisiator sekaligus komandan lapangan, menjadi motor penggerak yang memastikan setiap detail acara berjalan lancar.

Baginya, festival ini adalah bentuk dakwah kultural sekaligus upaya menghadirkan wajah Islam nusantara yang ramah, penuh cinta, dan jauh dari sekat perbedaan.

“InsyaAllah tahun depan kemegahan acara ini akan berlipat ganda. Kita ingin Unhas bukan hanya tuan rumah, tetapi ikon perayaan mawlid yang monumental di Indonesia bahkan dunia,” tegas Salahuddin.

Salahuddin Alam juga menambahkan, kesuksesan acara ini tidak terlepas dari dukungan Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor Bidang SDM, Alumni dan Sistem Informasi), Prof. Ir. Muhammad Yusuf, S.Pt., Ph.D., IPU, Direktur Alumni, serta Kodam Hasanuddin, dan masih banyak pihak yang tak sempat disebut satu persatu.

Resonansi untuk Civitas Akademika dan Alumni

Bagi mahasiswa dan dosen, perayaan mawlid di tepi danau adalah ruang refleksi: bahwa kampus tak hanya tempat ilmu berkembang, tetapi juga tempat nilai spiritual dan kebersamaan ditanamkan. Para alumni yang hadir merasakan kebanggaan tersendiri, melihat almamater menjaga warisan Islam moderat dengan cara yang indah dan berkelas.

IKA Unhas pun menegaskan bahwa festival ini akan menjadi simbol kolaborasi lintas generasi. “Kita ingin acara ini jadi wadah alumni memperkuat kontribusi bagi Unhas sekaligus masyarakat,” ungkap salah seorang pengurus IKA.



Momentum Budaya dan Diplomasi Kultural

Festival ini bukan hanya agenda keagamaan, tetapi juga jendela diplomasi kultural. Jika terealisasi dengan partisipasi internasional, Danau Unhas berpotensi menjadi panggung dialog antarbangsa, di mana tradisi Islam Indonesia diperkenalkan sebagai inspirasi perdamaian.

Bersamaan dengan agenda internasionalisasi perguruan tinggi, acara ini bisa menjadi modal soft diplomacy untuk memperkuat peran Unhas di dunia global.

Festival Mawlid Tepi Danau Unhas adalah simbol keterpaduan antara ilmu, iman, dan budaya. Ia memperlihatkan bahwa perguruan tinggi dapat hadir sebagai pusat spiritualitas sekaligus penggerak peradaban.

Seperti disampaikan seorang dosen yang hadir, “Jika kampus bisa memadukan pengetahuan dengan nilai spiritual, maka Indonesia akan melahirkan generasi unggul yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga luhur secara moral.” (*)