Budaya

Festival Puisi Arab Nouakchott: Merayakan Sastra dan Identitas Budaya di Mauritania

Festival Puisi Arab Nouakchott: Merayakan Sastra dan Identitas Budaya di Mauritania

MAKASSAR, UNHAS.TV– Festival Puisi Arab Nouakchott kembali digelar untuk yang kesepuluh kalinya, mempersatukan penyair, sastrawan, dan pecinta sastra dari Mauritania dan sekitarnya. Acara yang berlangsung selama tiga hari (13-15 Februari 2025) ini diinisiasi oleh Sheikh Dr. Sultan bin Muhammad Al-Qasimi, anggota Dewan Tertinggi dan Ketua Sharjah, serta diselenggarakan oleh Departemen Kebudayaan Sharjah. Festival ini tidak hanya menjadi panggung bagi penyair Mauritania, tetapi juga menjembatani interaksi sastra lintas negara dengan kehadiran penyair dari Senegal, Mali, Guinea, dan Gambia.

Apresiasi untuk Para Sastrawan Lokal

Sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi sastrawan lokal, empat penyair Mauritania dianugerahi penghargaan khusus. Mereka adalah Muhammad Ould Al-Talib, Sidi Muhammad Ould Bamba, Muhammad Ould Al-Mahbubi, dan Abubakar Ould Al-Mami, seorang penyair sekaligus jurnalis. Selain itu, festival ini juga menjadi momen peluncuran enam antologi puisi terbaru dalam program penerbitan tahunan "Bait Al-Syi'r".

Menghidupkan Sastra Arab di Afrika

Festival ini bukan sekadar perayaan puisi, tetapi juga simbol hubungan erat antara Mauritania dan Uni Emirat Arab dalam memajukan budaya Arab di Afrika. Acara dibuka dengan pemutaran dokumenter yang menampilkan perjalanan festival serta berbagai kegiatan literasi sepanjang tahun 2024. Pembukaan yang digelar di Istana Konferensi Nouakchott ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Abdullah bin Muhammad Al-Owais (Ketua Departemen Kebudayaan Sharjah) dan Safia Mint Antahah (Menteri Pekerjaan Sosial, Anak, dan Keluarga Mauritania).

Selain pembacaan puisi, festival ini juga menyelenggarakan seminar bertajuk "Puisi Kontemporer Mauritania: Antara Tradisi dan Pembaruan". Seminar ini menjadi ruang refleksi bagi penyair dan kritikus sastra untuk menelaah perkembangan puisi Mauritania dalam konteks budaya Arab dan pengaruh globalisasi.

>> Baca Selanjutnya