MAKASSAR, UNHAS.TV - Informasi negatif di media sosial semakin sering jadi sorotan terutama ketika digunakan sebagai alat untuk melakukan perundungan atau bullying.
Perundungan di media sosial dikenal sebagai cyber bullying yang dilakukan melalui video atau konten lain yang mengintimidasi seseorang.
Dosen Psikologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Elvita Bellani SPsi MSc berpendapat, informasi negatif berdampak nyata pada kesehatan mental. "Ini karena otak manusia secara alami lebih mudah memroses informasi negatif dibandingkan yang positif," katanya.
Dampak dari perundungan ini bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung cara mereka mengelola emosi dan persepsi. Ia menyarankan, korban perundungan untuk berdiskusi ataupun meminta bantuan profesional.
"Informasi negatif itu lebih mudah diproses, akan lebih lama bertahan. Kadar bully itu beda-beda dan yang dipersepsi oleh orang juga berbeda-beda. Memamgn sangat individul differences," ujarnya.
elvita menambahkan, media sosial sering kali menjadi ruang yang sulit dikendalikan baik oleh pembuat konten maupun pengguna.
Unggahan yang berisi informasi negatif termasuk perundungan, sulit dihindari. Elvita menekankan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mengelola dampak psikologis dari informasi tersebut.
"Negativity bias itu ada sehingga kita harus bisa menyaring informasi apa yang mau diterima. Juga perlu ditekankan bahwa negativity bias itu akan memengaruhi pengambilan keputusan kita," ungkapnya.
Dampak psikologi dari informasi negatif, termasuk perundungan di media sosial tidak boleh diabaikan. Kesadaran terhadap negativity bias dan kemampuan menyaring informasi adalah langkah awal melindungi kesehatan mental.
Pada dunia yang sulit dikendalikan seperti media sosial, menjaga keseimbangan antara konsumsi informasi dan pengelolaan emosi menjadi hal yang sangat penting.(*)
Rizka Fraja (Unhas TV)