Kesehatan

Suka Makanan Panas, Waspadai Risiko Kanker Nasofaring

MAKASSAR, UNHAS.TV - Kebiasaan sering makanan dan minuman panas ternyata punya risiko terhadap kesehatan. Ada bahaya yang mengintai dari keiasaan tersebut yakni kanker nasofaring (tenggorokan)

Kanker nasofaring atau Nasopharyngeal Carcinoma (NPC), dulu dikenal dengan nama lymphoepithelioma, adalah tumor yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut.

Letaknya yang tersembunyi menjadikan gejalanya kerap sulit dideteksi. Gejalanya seringkali mirip dengan kondisi lain seperti sinusitis atau alergi. Gejala lainnya bisa berupa gangguaan berbicara, mendengar, atau bernafas.

Namun gejala awal yang seringkali muncul dari kanker nasofaring seperti ganggung lendir bercampur darah, telinga berdengung, hingga sakit kepala. Beberapa gejala ini umum terjadi. Adalah penting untuk waspada bisa gejala ini muncul dalam waktu berdekatan atau berulang, terutama pada orang-orang dewasa. 

Kanker nasofaring disebabkan oleh virus Epstein-Barr (BEV) dalam sel nasofaring sehingga sel yang terinfeksi mengalami pertumbuhan tidak normal. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker nasofaring yakni sering mengonsumsi makanan berbahan pengawet yang mengandung formalin, meroko, mengonsumsi alkohol, dan memiliki keluarga yang punya riwayat kanker nasofaring.

Faktor risiko lainnya yakni kebiasaan makanan makanan panas atau minum minuman panas. Paparan polusi udara seperti asap rokok dan bahan kimia di sekitar kita, juga menjadi faktor pemicu kanker nasofaring.

Konsultan Onkologi dan Dokter Spesialis THT, dokter Nova AL Pieter Sp THT BKL menyebut, makanan panas bukan faktor tunggal pemicu kanker. "Paparan yang terus menerus dari radikal bebas seperti asap kendaraan, debu kayu, serta penggunaan obat nyamuk bakar dapat merusak jaringan epitel di saluran pernafasan dan meningkatkan risiko terjadinya kanker," kata dokter Nova kepada Unhas TV.

Dokter Nova menyarankan dengan deteksi dini, peluang kesembuhan mencapai 85 persen. Bila ditemukan gejala seperti ingus bercampur darah, mimisan, atau telinga berdengung, terutama jika disertai pembengkakan di leher, maka sebaiknya segera ke dokter.

"Sangat penting bagi masyarakat untuk menjaga pola makan sehat dan mengurangi paparan terhadap faktor risiko terhindari dari penyakit berbahaya ini," katanya.(*)


Vennyy Septiani Semuel (Unhas TV)