Mahasiswa

First Impression Maba Unhas 2025, Antara Rasa Capek, Bangga, dan Cinta Pertama pada Kampus Merah




Mahasiswa baru Universitas Hasanuddin 2025 di program Spill spill dulu UnhasTV. (dok unhas.tv)


Sementara itu, Muhammad Nurafan Abdurrahman alias Afwan juga ikut masuk kamera. Mahasiswa asal daerah Kabupaten Pinrang ini resmi bergabung di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Baginya, acara Pengenalan Kehidupan Kampus (PKKMB) begitu berkesan.

“Ramai sekali, tapi justru membuat saya terinspirasi untuk menjadi mahasiswa yang lebih giat dan berintegritas,” ujarnya dengan nada serius.

Ia bahkan sudah hafal nama lengkap Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. “Unhas itu terbaik,” katanya mantap.

Kisah unik juga datang dari dua mahasiswa asal Parepare, yang menyebut kotanya dengan penuh bangga sebagai “kota cinta.” Mereka adalah Alvian dari Teknik Pertambangan dan Lila dari Antropologi.

Lila mengaku sudah menunggu sejak lama momen PKKMB ini. “Saya lulus SNBP dengan Unhas sebagai pilihan pertama. Jadi, rasanya seperti mimpi bisa hadir di sini,” katanya dengan wajah berbinar.

Sementara Muh Alvian Rusli, dengan gaya khasnya, memilih kata sederhana untuk menggambarkan Unhas: “Merah menyala. Abang ku!” Candaan khas anak Sulawesi pun pecah di antara obrolan.

Namun tidak semua mahasiswa datang karena dorongan pribadi semata. Ada juga yang memilih Unhas karena faktor keluarga.

“Ayah dan ibu saya alumni Unhas. Jadi saya penerus tradisi keluarga,” ujar Nurul Fadilah dari Parepare. Baginya, menjadi mahasiswa Unhas bukan sekadar pilihan akademik, tetapi juga melanjutkan jejak keluarga besar.

Dari deretan cerita itu, satu benang merah terlihat jelas: Unhas bukan sekadar kampus, melainkan simbol harapan. Sebagian datang karena mimpi masa kecil, sebagian karena dorongan keluarga, dan sebagian lagi karena ingin meraih prestasi akademik di kampus besar.

Namun kesan awal mereka relatif sama: suasana yang ramai, sesi-sesi panjang yang melelahkan, konsumsi yang menyenangkan, dan rasa bangga yang tak tertandingi ketika akhirnya bisa menyebut diri sebagai “anak kampus merah.”

Tawa, canda, hingga kelakar soal kantin fakultas FEB atau konsumsi gratis membuat pengalaman pertama ini tidak hanya terdokumentasi, tetapi juga menjadi kenangan yang akan mereka bawa sepanjang masa kuliah.

Adapun satu kata dari mereka untuk Unhas. Jawabannya beragam, “Menyala.” “Top.” “Keren.” “Terbaik.” Semua keluar dengan cepat, seolah kata-kata itu sudah lama mereka siapkan dalam hati.

Hari pertama memang selalu menyimpan kesan. Bagi mahasiswa baru 2025, Unhas bukan sekadar tempat kuliah, melainkan pintu masuk ke dunia baru. Dunia penuh tantangan, tanggung jawab, sekaligus peluang untuk tumbuh.

Dan di balik rasa capek karena datang subuh, atau ngantuk karena sesi panjang, mereka tahu satu hal pasti: mereka sedang memulai perjalanan besar di kampus merah, rumah kedua yang akan membentuk identitas mereka sebagai generasi penerus bangsa. (*)