News
Sport

Futsal di Tengah Himpitan Tugas Kuliah, Ini Komentar Pemain Liga Futsal Unhas?

UNHAS.TV - Di balik padatnya jadwal kuliah dan seabrek tugas, futsal menjadi ruang bernapas bagi sejumlah mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas).

Dari lapangan berlantai kayu hingga beton terbuka, mereka menukar penat akademik dengan peluh olahraga.

Muhammad Mustafa Mullasadra dari Fakultas Hukum mengenal futsal sejak usia tiga tahun. Baginya, olahraga ini bukan sekadar hobi. "Bagi saya sebagai keseruan, sebagai passion, sebagai olahraga," katanya.

Ia menekankan pentingnya disiplin membagi waktu. "Masuk kampus itu untuk belajar, jadi harus pintar-pintar melihat mana yang penting lebih dulu. Tapi jangan abaikan olahraga. Tugas banyak sekali, kalau kita sudah olahraga, jadi fresh, plong," lanjutnya

Nada serupa terdengar dari Zedrach Barenz, penggawa futsal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unhas. Ia menyebut futsal sebagai proses perjuangan.

"Untuk menjadi pemain futsal butuh dedikasi, kerja keras, dan ada hal-hal lain yang dikorbankan," ujarnya.

Jadwal padat tidak membuatnya surut. Zedrach yang juga sekretaris Unhas Model United Nations membagi hari dengan ketat.

Siang ia kuliah, malam latihan pukul 7 hingga 9. "Kalau mepet, tugas saya kerjakan tengah malam setelah latihan futsal," katanya.

Ia mengakui, pola latihan di FISIP terbilang cukup ekstrem. Sesi fisik dimulai sejak pagi lalu berlanjut dengan gim hingga empat-lima jam.

"Sangat melelahkan, tapi coach sangat membantu kami supaya kuat ketika pertandingan," katanya.

Dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Pendidikan, Jheffly punya pengakuan serupa. "Kalau bagi saya futsal itu hidup dan mati, karena dari kecil saya hobi futsal," ujarnya.

Meski begitu, ia tidak pernah menomorduakan kuliah. "Kalau ada tugas akademik, itu saya kerjakan dulu, meskipun kadang waktunya bertabrakan. Saya bisa lakukan keduanya."

Di lapangan futsal Unhas, tiap pemain datang dengan cerita berbeda, tapi semangatnya sama: menjadikan futsal bukan sekadar permainan, melainkan ruang perjuangan, pelepas stres, hingga bagian dari hidup itu sendiri.

(Rizka Fraja / Unhas.TV)