Budaya

Fyodor Dostoyevsky: Sastrawan Rusia Abad ke-19 yang Kembali Viral di TikTok

WhiteCover

MAKASSAR, UNHAS.TV – Sebuah fenomena literasi yang tak terduga tengah terjadi di platform media sosial TikTok. Novel White Nights karya Fyodor Dostoyevsky, yang ditulis 176 tahun lalu, kini menjadi perbincangan hangat di kalangan pengguna berbahasa Inggris di TikTok. Banyak yang terkejut melihat bagaimana kisah klasik ini masih relevan dengan berbagai isu kontemporer.

Fenomena ini tak hanya menciptakan gelombang diskusi, tetapi juga berdampak langsung pada penjualan buku. Versi White Nights yang diterbitkan oleh Penguin Classics mendadak laris dan bahkan berhasil menempati peringkat keempat dalam daftar buku terlaris di Inggris. Seorang pemilik toko buku menyebut lonjakan popularitas ini sebagai sebuah "fenomena nyata."

Ledakan Minat Berkat TikTok

Sumber utama kepopuleran ini berasal dari TikTok, khususnya dari komunitas BookTok, bagian dari TikTok yang didedikasikan untuk ulasan dan diskusi buku. Sejak Desember lalu, novel White Nights kerap muncul dalam video para pengguna yang membahas kutipan, pemikiran, serta kesan mereka terhadap kisahnya. Di bawah tagar #Dostoevsky, telah terdapat lebih dari 34 juta unggahan yang membahas novel ini. Tak hanya itu, pengaruhnya juga merambah ke dunia musik, di mana para pengguna membuat daftar putar di Spotify yang berisi karya-karya komposer seperti Tchaikovsky dan Shostakovich, sebagai latar suasana novel ini.

Tak hanya di TikTok, pembicaraan tentang White Nights juga merambah ke Twitter dan berbagai platform lain yang bahkan dilarang di Rusia. Namun, pertanyaannya adalah: mengapa justru novel ini yang mendadak populer?

Antara Pandemi, Kesepian, dan Media Sosial

Sebuah artikel di The Guardian (17/12/2024) mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan beberapa kemungkinan faktor. Salah satunya adalah tren di kalangan blogger buku yang menetapkan target tahunan untuk membaca sejumlah buku tertentu. Dengan panjang hanya 80 halaman, White Nights menjadi pilihan yang ideal untuk mencapai target mereka dengan cepat.

Namun, faktor terpenting mungkin terletak pada karakter utama dalam novel ini—seorang pemimpi yang kesulitan menghadapi kenyataan. Sosok ini sangat mudah terhubung dengan pengguna media sosial, yang sering kali terjebak dalam fantasi dan romansa ideal yang mereka ciptakan sendiri di dunia digital.

Beberapa pengguna TikTok berpendapat bahwa generasi muda saat ini mulai bosan dengan interaksi romantis melalui aplikasi kencan. Sebaliknya, mereka merindukan pertemuan spontan dan mendalam seperti yang digambarkan dalam hubungan antara sang tokoh utama dan Nastenka dalam novel.

Majalah Fast Company (20/12/2024)menambahkan bahwa tema utama White Nights—kesepian dan depresi—memiliki resonansi yang kuat di era media sosial saat ini. Studi terbaru menunjukkan bahwa kelompok usia 16 hingga 24 tahun adalah yang paling rentan terhadap perasaan kesepian dibandingkan generasi lainnya.

Seorang blogger bahkan mengaitkan fenomena ini dengan dampak pandemi, yang meningkatkan rasa isolasi di banyak orang. “Efeknya masih terasa hingga sekarang, dan itu sebabnya kisah kesepian dalam novel ini begitu mengena di hati para pembaca,” tulisnya.

Dalam salah satu video yang viral di TikTok, seorang pengguna bertanya dengan nada heran, “Bagaimana mungkin seorang pria Rusia dari abad ke-19 bisa menggambarkan masalahku dengan begitu akurat?”

Sejarah mungkin berulang, tetapi perasaan manusia tetap sama. Dan Dostoyevsky, dengan kebijaksanaan serta pemahamannya yang mendalam tentang psikologi manusia, tampaknya masih mampu berbicara kepada generasi masa kini—melalui medium yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya: TikTok.


>> Baca Selanjutnya