Travel

Gua Maria dan Jalan Salib di Rangkasbitung

Patung Yesus Kristus (foto: Yusran Darmawan)
Patung Yesus Kristus (foto: Yusran Darmawan)

Kedekatan dengan warga pun terbangun. Tanggal 18 Agustus 2013, Kepala Desa Jatimulya, Bapak Rusyanto mengakui keberadaan Gua Maria Rangkasbitung, serta mengungkapkan penghargaannya atas keberadaan Gua Maria Kanada. Gua Maria Rangkasbitung merupakan aset Desa Jatimulya.

Pada 31 Oktober 2013 Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak dan Ketua FKUB Kabupaten Lebak juga mengakui kehadiran sebagai tempat ziarah bagi umat katolik Rangkasbitung.

Pihak pengelola membangun tempat berjualan yang layak bagi warga masyarakat di sekitar Gua Maria. Mereka juga melakukan bakti sosial berupa pengobatan gratis dan pembagian sembako bagi warga yang tidak mampu.

“Kami tak akan berhenti. Sekali pun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan,” kata Hans. Dia dan rekannya tetap berpegang pada perkataan Rasul Paulus kepada umat di Korintus “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.”

Mengapa orang Katolik membangun Gua Maria? Hans tak segera menjawab pertanyaan ini. Tugasnya hanya mengantar tamu-tamu yang datang berkunjung. Mungkin dia berhati-hati saat menerima pertanyaan mengenai spiritualitas.

Kepada Hans, saya kutipkan kalimat “Que soy era Immaculado Councepciou!” Dalam bahasa Occitan, yang digunakan di selatan Perancis bermakna: “Aku adalah Yang Dikandung Tanpa Dosa.” Ini adalah kalimat dari yang diucapkan Bunda Maria kepada Bernadette Soubirous di Gua Massabielle (batu besar), di tepi Sungai Gave, dekat kota Lourdes di Perancis, pada tahun 1858.

Konon, Benadette Soubirous bertemu penampakan Bunda Maria. Dia melihat Bunda Maria mengenakan gaun putih indah dengan ikat pinggang yang terang. Di atas kakinya ada bunga mawar berwarna kuning pucat. Dia menatap ke langit dan mengatupkan tangannya ke dada.

Dalam sejarah, Bunda Maria beberapa kali dilaporkan menampakkan diri pada orang terpilih. Penampakan di Lourdes menginspirasi umat Katolik untuk membangun gua yang kemudian menjadi tempat ziarah paling populer di dunia.

Tempat ziarah ini pulalah yang kemudian menjadi inspirasi untuk membuat tempat ziarah serupa pada komunitas Katolik, termasuk di Indonesia yang salah satunya adalah Gua Maria Bukit Kanada Rangkasbitung.

HALAMAN SELANJUTNYA -->

>> Baca Selanjutnya