Nasional
News

Guru Besar FKM Unhas Menjadi Narasumber pada Musrembang Kota Jakarta Timur

Prof Sukri

JAKARTA, UNHAS.TV - Sebuah diskusi penting tentang masa depan kota berlangsung. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) tingkat kota administrasi ini menjadi panggung bagi para ahli, pemerintah, dan masyarakat untuk merumuskan langkah strategis menjadikan Jakarta Timur sebagai kota sehat berstandar global.

Sorotan utama acara ini adalah kehadiran Prof. Sukri Palutturi, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas), yang memaparkan visi dan tantangan Jakarta Timur dalam konteks kesehatan global. Dengan gaya bicara yang lugas, Prof. Sukri mengajak peserta untuk melihat Jakarta Timur dari perspektif yang lebih luas, membandingkannya dengan kota-kota maju di dunia, dan mengidentifikasi potensi serta tantangan yang ada.
"Jakarta Timur memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi kota sehat global: sumber daya, infrastruktur, dan masyarakat yang aktif," ujar Prof. Sukri. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan seperti polusi udara dan air, serta peningkatan penyakit tidak menular, tidak bisa diabaikan.
Jakarta Timur dalam Peta Kesehatan Dunia
Prof. Sukri membuka presentasinya dengan memetakan posisi Indonesia dalam peta kesehatan dunia. Sebagai bagian dari wilayah Asia Tenggara (SEAR) menurut WHO, Indonesia berada dalam satu kelompok dengan negara-negara berkembang.
"Kita perlu belajar dari negara-negara maju di wilayah Pasifik Barat, seperti Australia, Jepang, dan Korea, tentang bagaimana mereka berhasil membangun kota sehat," jelasnya.
Jakarta Timur, sebagai bagian dari megapolitan Jakarta, memiliki potensi besar untuk menorehkan prestasi di kancah global. Prof. Sukri menyebut Jakarta sebagai salah satu dari 17 kota besar dunia yang memiliki daya saing tinggi. Namun, tantangan global seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan isu gender, juga menjadi perhatian utama.
Kolaborasi dan Inovasi: Kunci Menuju Kota Sehat
Diskusi dalam Musrembang ini menekankan pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta perlu bekerja sama menciptakan lingkungan yang sehat, meningkatkan kualitas kesehatan, dan mengedukasi masyarakat tentang gaya hidup sehat.
"Konsep kota sehat harus terintegrasi dengan perencanaan kota secara keseluruhan," tegas Prof. Sukri. "Kita perlu memahami karakteristik wilayah, mengidentifikasi masalah, dan menentukan solusi yang melibatkan berbagai disiplin ilmu."
Di akhir presentasinya, Prof. Sukri menawarkan sebuah peluang emas bagi Jakarta Timur: bergabung dengan jejaring kota sehat Asia Tenggara dan Aliansi Kota Sehat di wilayah Pasifik Barat. Keanggotaan ini akan membuka akses bagi Jakarta Timur untuk belajar dari pengalaman kota-kota lain, berpartisipasi dalam acara internasional, dan meningkatkan kapasitas dalam isu-isu kesehatan yang relevan.
Membangun Masa Depan Jakarta Timur yang Lebih Sehat
Musrembang ini bukan sekadar acara rutin. Ini adalah tonggak penting dalam perjalanan Jakarta Timur menuju kota sehat global. Dengan kolaborasi, inovasi, dan komitmen dari semua pihak, Jakarta Timur memiliki potensi untuk menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dan dunia.
Diskusi dan rencana yang dihasilkan dari Musrembang ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah dan masyarakat Jakarta Timur dalam mewujudkan visi kota sehat global.(*)