MAKASSAR, UNHAS.TV - Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc menginginkan Penerbitan Kampus (PK) identitas Unhas menjadi identitas Unhas dari masa ke masa.
Hal itu diungkapkan Prof. JJ --sapaan akrab rektor Unhas, saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja (reker) Ikatan Keluarga Kecil Alumni (IKKA) identitas Unhas di Gedung Ipteks Kampus Tamalanrea, Sabtu (9/8/2025).
Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas tahun 2018-2022 itu menegaskan, identitas harus selalu ada dan bisa menjadi bagian dari dinamika Unhas dan akan berperan sesuai perkembangan zaman.
"Saya berharap (identitas) masuk di dalam rencana strategis (renstra). identitas bukan outsider (pihak di luar), melainkan di dalam yang kemudian bisa memengaruhi ke dalam dan memperbaiki dan mencerahkan ke luar, serta bermitra dengan informasi yang tidak bisa dihindari. identitas harus bisa menggeliat dan bersaing di eranya sendiri,” ujarnya.
Raker ini dihadiri Ketua Umum IKKA identitas Unhas Prof Dr Amran Razak SE MSc, Wakil Ketua Ir Syawaluddin Arief, Sekjen IKKA Prof Dr drg Andi Arsunan Arsin MKes, Ketua IKKA Periode 2020-2024 Prof Dr SM Noor SH MH.
Lalu Ketua Penyunting Dr Ahmad Bahar ST MSi, senior Identitas M Dahlan Abubakar, Redpel Identitas Muhammad Nur Ilham, dan sejumlah alumni dan senior Identitas Unhas.
Prof. JJ mengakui, pentolan identitas merupakan orang-orang hebat semua. Namun kondisi pada masa lalu itu harus disesuaikan dengan situasi saat ini.
Ketika semua orang bisa menulis apa saja dengan berbagai platform dan tidak bisa dilarang dan dihentikan, Identitas adalah refleksi kita dalam sejarah kolomnis di Unhas berekspresi di media.
"Saya harapkan adik-adik berlomba masuk di identitas karena di situ memiliki sisi strategis yang bisa bersaing dengan media-media lain. Juga memiliki keunggulan komparatif. Harus dicari di mana mis, di mana relung, dan peran strategis yang unik yang harus diambil oleh identitas,” ujar Prof. JJ.
Ia menegaskan, jika orang ingin mengembangkan suatu kebaikan dan critical thinking atau pemikiran kritis terhadap Unhas, tidak apa-apa. "Silakan. Di sinilah mimbar akademis untuk kemudian kita ekspresikan melalui ciri khas identitas," ujarnya.
Pemikiran-pemikirannya harus merefleksikan yang strategis dan taktis. Isu-isu nasional tidak apa-apa kita bahas di identitas. Prof JJ mencontohkan ketika Danantara ingin mendirikan universitas, Identitas bisa mengeluarkan pemikiran kritis.
Ia mengungkapkan catatan ketika Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) begitu sulit mendapatkan penganggaran agar bisa mengurangi uang kuliah tunggal (UKT), Danantara malajh mau bikin kampus.
Di sisi lain, perguruan tinggi kita berada di papan atas, orangnya hebat-hebat, memang kekurangan dana, dan kita harus “fight” (berjuang) untuk itu agar bisa berkualitas.
"Loh, ketika pemerintah merasa punya dana dan bisa membantu kita memperjuangkan pengembangan universitas, malah ingin membuat perguruan tinggi sendiri. Menggandeng misalnya, universitas dari luar negeri. Itu kan kurang bagus dan “identitas” bisa berpikir kritis di arena itu yang memberi manfaat mencerahkan publik.
"Tentu saja bagi Unhas, identitas merupakan posisi yang “smart” (cerdas), karena memang “critical thinking”-nya di situ. Apa urgensinya membuat satu universitas menggunakan dana dan anggaran ketika universitas yang ada ini, seperti Unhas yang berada di kawasan timur Indonesia dengan posisinya yang sangat kuat, dukungan pemerintah terus menurun. Hal-hal seperti ini bisa kita bahas,” ujarnya.
Masih banyak yang lain, lanjut rektor Unhas, yang membuat “identitas” lebih berbeda. Isu ini tidak mungkin dibahas oleh teman-teman yang punya media sosial (medsos) sendiri. Itu tidak mungkin, membutuhkan diskusi-diskusi yang matang dan jika perlu mendatangkan narasumber.
"identitas bisa menjadi mimbar akademis yang memunculkan narasi-narasi yang bernas dalam diskusi-diskusi yang bernas. Yang penting adalah kemapanan berpikir dari masa ke masa,dan seperti Prof Amran Razak, Ketua Umum IKKA “identitas” memiliki kapasitas berpikir yang luas,” ungkap Rektor Unhas.
Dalam raker ini telah menyampaikan paparannya Sekjen IKKA “identitas” Unhas Andi Arsunan Arsin, Farid Ma;ruf Ibrahim, Muchlis Amans Hadi, M.Dahlan Abubakar, Syawaluddin Arief, dipandu Amran Razak.
Arsunan Arsin yang membacakan produk raker menyebutkan, sejumlah masukan yang akan dilaksanakan Pengurus IKKA identitas Unhas periode 2024-2028 yakni, mengagendakan studi banding ke media kampus satu perguruan tinggi negeri PTN BH.
Diharapkan identitas menjadi mitra kritis dan strategis Unhas yang memberikan solusi sebagai mata dan telinga ketiga bagi Unhas, melaksanakan diskusi akademik tentang topik yang aktual dan dimedia-online-kan.
Kemudian pengadaan foto para pemimpin redaksi (pemred) dan redaktur pelaksana (redpel) “identitas” dan dipajang di rumah kecil (rucil) “identitas”, menyediakan bank data (database) alumni, menyediakan kolom “suara alumni” di “identitas”, dan melaksanakan pertemuan silaturahim bulanan.
Pada kesempatan itu, M.Dahlan Abubakar selaku penulis buku 50 tahun Identitas, bersama Nur Ainun Afiah menyerahkan buku “Apa dan Siapa Kru ‘identitas’ setebal 711 halaman kepada rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa.
(M Dahlan Abubakar)