News
Sosial

Harapan Baru Desa Pattalassang Lewat Digitalisasi dan Inovasi Pakan untuk UMKM Peternakan

SINJAI, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) membawa terobosan baru ke Desa Pattalassang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai.

Pada Agustus 2025, mereka menjalankan program bertajuk transformasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang peternakan yang menggabungkan digitalisasi lokasi usaha dengan inisiatif penghijauan dan inovasi pakan ternak.

Program ini lahir dari gagasan mahasiswa KKN, Muhammad Fadlillah Ramadhan. Ia menandai lokasi pedagang sapi di Desa Pattalassang melalui Google Maps agar lebih mudah dijangkau konsumen maupun mitra usaha.

Langkah sederhana ini diharapkan memperluas akses pasar, meningkatkan daya saing, dan mendorong pemanfaatan teknologi digital di sektor peternakan pedesaan.

Selain digitalisasi, mahasiswa KKN membagikan ratusan bibit pohon mahoni dan enam jenis bibit sayuran kepada warga.

Gerakan penghijauan ini menyasar dua tujuan: memperkuat ketahanan pangan keluarga dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau.

Dengan keterlibatan langsung masyarakat, program ini menjadi momentum penting memperkuat kesadaran akan keberlanjutan ekologi tanpa mengabaikan produktivitas pertanian dan peternakan.

Salah satu inovasi yang paling ditunggu warga adalah distribusi stek rumput gajah unggul. Rumput gajah dikenal sebagai hijauan primadona karena mampu menghasilkan 200–250 ton per hektar per tahun, tahan panas, dan berumur panjang.

Melalui pemuliaan dan bioteknologi, lahir varietas unggul seperti Biovitas, Biograss, Bionutrisi, dan Red Napier yang kaya protein dan tahan kering.

Mahasiswa KKN membagikan stek rumput gajah langsung kepada warga desa. Antusiasme tampak jelas karena sebelumnya rumput gajah belum tersedia di wilayah tersebut.

Warga segera menanamnya di lahan masing-masing dengan harapan lahir sumber pakan baru yang lebih melimpah dan berkualitas dibandingkan hijauan lokal.

Kehadiran rumput gajah unggul diharapkan dapat menekan biaya pakan, meningkatkan kualitas nutrisi ternak, dan menjamin ketersediaan hijauan sepanjang tahun.

Kepala Desa Pattalassang, Ismail, menyambut baik inisiatif ini. Ia menilai langkah mahasiswa KKN tidak hanya memperkenalkan alternatif pakan ternak, tetapi juga membuka peluang terbentuknya UMKM peternakan berbasis hijauan unggul.

“Program ini membawa langsung inovasi dari kampus ke desa. Jika berkelanjutan, ini bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat kami,” kata Ismail.

Program yang dijalankan di Desa Pattalassang mencerminkan sinergi nyata antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat.

Mahasiswa hadir bukan sekadar mendampingi, melainkan menjadi jembatan penghubung antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan riil masyarakat desa.

Dengan kombinasi digitalisasi, penghijauan, dan inovasi pakan, Desa Pattalassang kini memiliki peluang untuk tumbuh lebih mandiri dan berkelanjutan di bidang pertanian dan peternakan.

Warga tidak hanya memperoleh bibit pohon dan sayuran, tetapi juga solusi praktis dalam menghadapi tantangan pakan ternak.

Transformasi yang digagas mahasiswa KKN Unhas ini memperlihatkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil.

Jika konsisten diterapkan, Desa Pattalassang berpotensi menjadi model pengembangan UMKM peternakan berbasis teknologi dan lingkungan bagi daerah lain di Indonesia.

(Rahmatia Ardi / Unhas.TV)