PAGI masih muda ketika Siti, 42 tahun, duduk di bangku ruang tunggu Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Jilbab birunya sedikit kusut, wajahnya letih. Dari rautnya, tampak jelas bahwa ini bukan pertama kalinya ia datang ke rumah sakit.
Tiga bulan lalu, ia mulai merasakan perdarahan tak wajar dan nyeri panggul. Awalnya, ia kira hanya kelelahan. Tapi ketika darah terus keluar setelah berhubungan, ia tahu ada yang tidak beres.
Dokter mendiagnosisnya dengan kanker serviks stadium dua. "Saya tidak pernah terpikir akan sakit seperti ini," katanya, lirih. Seumur hidupnya, Siti tidak pernah menjalani pap smear atau tes HPV. Bukan karena takut, tapi lebih karena ia tidak tahu bahwa kanker serviks bisa dicegah.
Di ruangan lain, dr. Irma Savitri, SpOG, Subsp.Onk, M.Kes., Spesialis Obstetri dan Ginekologi dengan subspesialisasi Onkologi, bersiap menjalani jadwal panjangnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pasien kanker serviks yang ia tangani terus bertambah. Sebagian besar datang dalam kondisi yang sudah parah. "Padahal, kanker ini bisa dicegah dengan vaksinasi HPV dan deteksi dini," katanya kepada Unhas TV.
Kanker serviks masih menjadi pembunuh utama perempuan di Indonesia. Data terbaru menunjukkan ribuan kasus baru setiap tahunnya. Penyebab utamanya adalah Human Papillomavirus (HPV), virus yang menular melalui kontak seksual. Namun, berbeda dengan banyak penyakit menular lainnya, HPV bisa dicegah dengan vaksinasi.
Menurut Dr. Irma, hampir 80 persen populasi pernah terpapar HPV, tetapi banyak yang tidak menyadarinya karena virus ini seringkali tidak menimbulkan gejala. "Jika sistem imun kita kuat, virus ini bisa hilang dengan sendirinya. Tapi jika tidak, dalam waktu 10 hingga 15 tahun, virus bisa berkembang menjadi kanker," jelasnya.
Saat ini, vaksin HPV tersedia dalam beberapa jenis. Dari yang hanya melindungi terhadap dua tipe HPV (bivalen), hingga yang melindungi terhadap sembilan tipe sekaligus (nonavalen). "Di luar negeri, setelah vaksinasi HPV diperkenalkan, kasus kanker serviks turun drastis," katanya.