UNHAS.TV - Sering buang air kecil dan terasa tidak nyaman? Bagi sebagian perempuan, kondisi ini bukan hal asing.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) menjadi salah satu penyebab tersering, dan kemunculannya yang berulang tak jarang menimbulkan kekhawatiran. Apakah kondisi ini normal, atau justru tanda masalah kesehatan yang perlu diwaspadai?
Infeksi saluran kemih merupakan gangguan yang terjadi ketika bakteri, umumnya Escherichia coli, masuk ke uretra dan berkembang biak pada saluran kemih. Pada perempuan, risiko terkena ISK jauh lebih tinggi dibanding laki-laki.
Penyebab utamanya adalah perbedaan anatomi: uretra perempuan lebih pendek—hanya sekitar tiga hingga lima sentimeter—sedangkan uretra laki-laki bisa mencapai 20 sentimeter. Kondisi ini membuat bakteri lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi.
Menurut Dokter Spesialis Urologi Universitas Hasanuddin, Dr. dr. Syarif Bakri, Sp.U(K), MHPE, gejala ISK dapat berupa rasa ingin buang air kecil yang sulit ditahan, frekuensi buang air kecil yang meningkat, nyeri ketika berkemih, hingga munculnya bercak darah.
Pada sebagian kasus, muncul pula rasa tidak tuntas saat buang air kecil atau nyeri di perut bagian bawah. “Infeksi saluran kemih biasanya terjadi berulang hingga empat kali setahun. Frekuensi itu masih dalam batas wajar dan masih bisa diobati,” jelasnya.
 MHPE.webp)
Ketua Prodi Urologi Dept Bedah FK Unhas Dr dr Syarif Bakri SpU (K) MHPE
Meski demikian, Dr. Syarif menegaskan bahwa ISK berulang tetap harus diwaspadai, terutama jika terjadi lebih dari empat kali dalam setahun atau disertai komplikasi seperti demam, nyeri pinggang, atau infeksi yang menjalar ke ginjal (pielonefritis).
Dalam kasus berulang, pemeriksaan lebih lanjut seperti USG atau analisis urin perlu dilakukan untuk mengetahui faktor pemicu.
Faktor risiko ISK pada perempuan meliputi penyakit yang menyumbat aliran urin, sistem imun yang lemah, hingga kondisi pascaoperasi.
Aktivitas seksual yang intens, kebiasaan menahan kencing, penggunaan pembersih kewanitaan berpewangi, atau kurangnya asupan cairan juga dapat meningkatkan risiko infeksi.
Pengobatan ISK umumnya menggunakan antibiotik yang diberikan sesuai hasil pemeriksaan. Namun, pencegahan tetap menjadi langkah utama.
Menjaga kebersihan area genital, meminum air putih yang cukup, menghindari kebiasaan menahan kencing, serta membasuh dari depan ke belakang setelah buang air kecil adalah langkah sederhana namun efektif untuk mencegah infeksi.
Konsumsi jus cranberry yang mengandung proantosianidin juga disebut beberapa studi dapat membantu mencegah bakteri menempel pada dinding saluran kemih, meski manfaatnya bervariasi pada tiap orang.
Bagi perempuan yang kerap mengalami ISK, konsultasi rutin menjadi kunci. Dokter dapat memberikan terapi pencegahan seperti antibiotik dosis rendah jangka panjang atau probiotik.
Gaya hidup sehat, termasuk menjaga pola tidur dan manajemen stres, turut berperan dalam menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi.
ISK bukan penyakit berbahaya jika ditangani dengan tepat, namun infeksi berulang yang dibiarkan dapat memengaruhi kualitas hidup. Penting bagi perempuan untuk peka terhadap gejala tubuh dan tidak menyepelekan keluhan buang air kecil yang terus berulang.
(Zulkanaen Jumar Taufik / Unhas.TV)
Ilustrasi seorang wanita berada di kamar mandi. Infeksi saluran kemih sering terjadi pada kaum wanita. (freepick)








