MAKASSAR, UNHAS.TV - Kretek merupakan istilah yang populer digunakan untuk kegiatan membunyikan sendi atau tulang.
Secara medis, kretek ternyata merupakan manipulasi yang dilakukan pada sendi atau tulang yang seringkali menjadi kebiasaan beberapa orang karena dianggap dapat memberikan rasa nyaman dan rileks.
Namun kebiasaan kretek pada leher ataupun pinggang ternyata dapat menimbulkan risiko kesehatan. Bagaimana tanggapan Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Universitas Hasanuddin?
Bunyi krek atau gertakan yang dihasilkan dari kretek, merupakan bunyi dari gelembung gas pada cairan sendi yang pecah ketika persendian ditekuk lebih luas dari gerak sendi yang seharusnya.
Selain itu, suara tersebut juga dapat dihasilkan oleh urat pada tulang yang dipaksa bergerak jauh dari posisi seharusnya.
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Neuromoscular Konsultan dokter Husnul Mubarak, Sp. KFR (K) menjelaskan, kretek memang dapat memberikan efek rileks dan nyaman, namun perasaan tersebut rupanya merupakan efek sementara dari aktivitas otak.
Adanya tekanan atau ketidaknyamanan akan memicu tubuh menghasilkan hormon endorfin atau hormon yang memberikan perasaan nyaman dan rileks. Namun perasaan tersebut hanya bersifat sementara.
“Ketika terjadi kerusakan jaringan pada perifer, hormon endorphin pun dilepaskan untuk memberi efek rasa melegakan dan rasa menghilangkan nyeri, tapi ini hanya sementara,” ujarnya.
Perlu diingat, sering melakukan kretek dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari kerusakan pada persendian hingga lebih parah lagi, hingga bisa menyebababkan kelumpuhan.
BACA SELANJUTNYA
>> Baca Selanjutnya