MAKASSAR, UNHAS.TV - Kecanduan dengan tayangan pornografi kerap disebut sebagai faktor yang dapat memengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam kasus kekerasan dan pelecehan seksual.
Namun, apakah benar kecanduan ini secara langsung dapat memicu tindakan kekerasan dan pelecehan seksual?
Pornografi umumnya mencakup gambar, ilustrasi foto, tulisan, suara video, animasi, kartun, gerak tubuh, hingga pesan lainnya yang disebarkan melalui berbagai media komunikasi atau dipertunjukkan di ruang publik.
Menurut dosen psikologi Universitas Indonesia, dr Ichlas Nanang Afandi SPsi MA, hampir semua bentuk visualisasi yang dilihat oleh mata dapat memengaruhi kondisi mental seseorang.
Kecanduan pornografi dapat berdampak pada mentalitas seseorang, khususnya memicu syahwat dan birahi. Ketika hal itu tidak terkendali, perilaku seseorang dapat berkembang menjadi implementasi dari apa yang ditonton.
Ichlas juga menekankan bahwa kecanduan pornografi tidak selalu menjadi penyebab langsung kekerasan pelecehan seksual. Namun, dampaknya terhadap mentalitas seseorang tidak dapat diabaikan.
"Pada kasus anak-anak, kecenderungan melakukan tindakan pornografi sering kali terjadi setelah mereka menonton konten tersebut, karena adanya imitasi atau tindakan meniru," ujarnya.
"Sementara pada kasus pemerkosaan, beberapa pelaku mengaku tindakan mereka dipicu setelah menonton konten pornografi. Namun, tidak bisa dikatakan pengaruhnya mencapai 100 persen," tambahnya.
Ichlas menyebutkan, pengawasan terhadap konten di dunia maya perlu ditingkatkan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan platform teknologi serta harus mengambil langkah tegas untuk memblokir dan melacak penyebaran konten pornografi.
Selain itu, Ichlas menyarankan kepada masyarakat terutama orangtua untuk selalu meningkatkan kesadaran tentang bahaya konten pornografi.(*)
Rahmatia & Muhammad Syaiful (Unhas TV)