MAKASSAR, UNHAS.TV - Biji tomat, yang sering diabaikan atau dibuang saat memasak, adalah harta karun nutrisi yang kaya akan senyawa yang mendukung kesehatan.
Biji kecil ini, yang terdapat di dalam daging tomat (*Solanum lycopersicum*), menawarkan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari mendukung kesehatan jantung hingga meningkatkan kekebalan tubuh dan kesehatan kulit. Artikel ini menyoroti manfaat biji tomat yang didukung oleh penelitian ilmiah, menyoroti karakter nutrisinya dan potensi terapeutiknya.
Profil Nutrisi Biji Tomat
Biji tomat kaya akan nutrisi penting, termasuk serat makanan, lemak sehat, antioksidan, vitamin, dan mineral. Biji ini mengandung:
- Antioksidan: Likopen, flavonoid, dan senyawa fenolik.
- Lemak Sehat: Asam lemak tak jenuh ganda, terutama omega-3 dan omega-6.
- Vitamin: Vitamin C, vitamin E, dan sejumlah kecil vitamin B.
- Mineral: Kalium, magnesium, dan seng.
- Serat: Membantu pencernaan dan kesehatan usus.
Komponen-komponen ini bersumbangsih pada berbagai manfaat kesehatan yang terkait dengan biji tomat, sebagaimana didukung oleh penelitian ilmiah.
Manfaat Kesehatan Biji Tomat
1. Kesehatan Jantung
Biji tomat adalah sumber likopen yang kaya, antioksidan kuat yang dikenal karena perannya dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Likopen membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan mengurangi stres oksidatif, yang dapat merusak pembuluh darah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam *The American Journal of Clinical Nutrition* menemukan bahwa asupan likopen yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner (Rimm et al., 1993). Selain itu, lemak sehat dalam biji tomat, termasuk asam lemak omega-3, mendukung kesehatan jantung dengan mengurangi peradangan dan memperbaiki profil lipid darah (Simopoulos, 2002).
2. Efek Antioksidan dan Anti-Inflamasi
Antioksidan dalam biji tomat, terutama likopen dan senyawa fenolik, menetralkan radikal bebas, melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Ini dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti kanker dan diabetes. Sebuah studi dalam *Food Chemistry* menunjukkan bahwa biji tomat memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan, yang disebabkan oleh kandungan fenoliknya yang tinggi (Toor & Savage, 2005). Senyawa ini juga memiliki sifat anti-inflamasi, yang dapat membantu meringankan gejala kondisi inflamasi seperti artritis.
3. Kesehatan Pencernaan
Biji tomat merupakan sumber serat makanan yang baik, yang mendukung pencernaan sehat dengan menambah volume tinja dan mendukung pergerakan usus yang teratur. Serat juga berfungsi sebagai prebiotik, memupuk pertumbuhan bakteri usus yang menguntungkan. Penelitian yang diterbitkan dalam *The Journal of Nutrition* menyoroti peran serat makanan dalam menjaga kesehatan usus dan mencegah kondisi seperti sembelit dan divertikulitis (Anderson et al., 2009).
4. Kesehatan Kulit
Vitamin E dan likopen dalam biji tomat berkontribusi pada kesehatan kulit dengan melindungi dari kerusakan akibat sinar UV dan mendukung pembentukan kolagen. Sebuah studi dalam *The British Journal of Dermatology* menemukan bahwa suplementasi likopen mengurangi kerusakan kulit akibat radiasi UV, memperbaiki tekstur kulit, dan mengurangi tanda-tanda penuaan (Stahl & Sies, 2007). Lemak sehat dalam biji tomat juga membantu menjaga hidrasi dan elastisitas kulit.
5. Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh
Biji tomat mengandung vitamin C dan seng, yang keduanya penting untuk sistem kekebalan tubuh yang kuat. Vitamin C merangsang produksi sel darah putih, sementara seng mendukung fungsi sel imun. Sebuah ulasan dalam *Nutrients* menekankan peran mikronutrien ini dalam meningkatkan respons imun dan mengurangi risiko infeksi (Calder, 2020).
6. Potensi Antikanker
Likopen dan senyawa bioaktif lainnya dalam biji tomat telah diteliti karena potensinya untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Penelitian yang diterbitkan dalam *Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention* menemukan bahwa asupan likopen yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko kanker prostat (Giovannucci et al., 1995). Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, sifat antioksidan dan anti-inflamasi biji tomat dapat berkontribusi pada potensi antikankernya.
Cara Memasukkan Biji Tomat ke dalam Pola Makan
Untuk mendapatkan manfaat biji tomat, Anda tidak perlu mengonsumsinya secara terpisah. Berikut adalah beberapa cara praktis untuk memasukkannya ke dalam pola makan Anda:
- Makan Tomat Utuh: Konsumsi tomat beserta bijinya untuk memaksimalkan manfaat nutrisinya.
- Minyak Biji Tomat: Gunakan minyak biji tomat yang diperas dingin untuk salad atau sebagai tambahan pada hidangan yang dimasak.
- Smoothie dan Jus: Campurkan tomat utuh ke dalam smoothie atau jus untuk mempertahankan nutrisi bijinya.
- Saus dan Sup: Siapkan saus atau sup tomat buatan sendiri tanpa menyaring bijinya.
Peringatan
Meskipun biji tomat umumnya aman bagi kebanyakan orang, mereka yang memiliki kondisi tertentu, seperti divertikulitis, mungkin disarankan untuk menghindari biji karena potensi iritasi pada saluran pencernaan. Selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional jika Anda memiliki kekhawatiran diet tertentu.
Kesimpulan
Biji tomat adalah komponen kaya nutrisi dari buah tomat, menawarkan berbagai manfaat kesehatan mulai dari mendukung kesehatan jantung hingga meningkatkan fungsi kulit dan kekebalan tubuh. Kandungan likopen, serat, lemak sehat, dan mikronutrien penting menjadikannya tambahan berharga untuk pola makan seimbang. Dengan memasukkan tomat utuh atau minyak biji tomat ke dalam makanan Anda, Anda dapat memanfaatkan manfaat ini dan mendukung kesejahteraan jangka panjang.
Referensi Ilmiah
- Anderson, J. W., Baird, P., Davis, R. H., et al. (2009). Health benefits of dietary fiber. The Journal of Nutrition, 129(4), 1434S–1441S. https://doi.org/10.1093/jn/129.4.1434S
- Calder, P. C. (2020). Nutrition, immunity, and COVID-19. Nutrients, 12(6), 1561. https://doi.org/10.3390/nu12061561
- Giovannucci, E., Ascherio, A., Rimm, E. B., et al. (1995). Intake of carotenoids and retinol in relation to risk of prostate cancer. Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, 4(8), 837–842.
- Rimm, E. B., Stampfer, M. J., Ascherio, A., et al. (1993). Vitamin E consumption and the risk of coronary heart disease in men. The American Journal of Clinical Nutrition, 57(5), 766–773. https://doi.org/10.1093/ajcn/57.5.766
- Simopoulos, A. P. (2002). The importance of the ratio of omega-6/omega-3 essential fatty acids. Biomedicine & Pharmacotherapy, 56(8), 365–379. https://doi.org/10.1016/S0753-3322(02)00253-6
- Stahl, W., & Sies, H. (2007). Carotenoids and UV protection. The British Journal of Dermatology, 157(2), 262–267. https://doi.org/10.1111/j.1365-2133.2007.08001.x
- Toor, R. K., & Savage, G. P. (2005). Antioxidant activity in different fractions of tomatoes. Food Chemistry, 90(4), 487–494. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2004.04.016.(*)