Kesehatan
Unhas Sehat

Ini Manfaat Vaksinasi Influenza dan Pneumonia, Cegah Komplikasi Paru-Paru




dr M Harun Iskandar SpPD SpP (K)


Bagi para ahli kesehatan, vaksinasi adalah bentuk perlindungan yang sangat sederhana namun berdampak besar. Sayangnya, tidak semua masyarakat melihatnya demikian. Masih banyak yang ragu atau enggan, terutama karena kekhawatiran terhadap efek samping.

Padahal, menurut dr. Harun, efek samping vaksin influenza dan pneumonia umumnya ringan—hanya berupa nyeri, demam, atau kemerahan di area suntikan. “Kalaupun ada riwayat alergi berat, vaksinasi bisa ditunda atau dikonsultasikan dulu,” tambahnya.

Pentingnya vaksinasi ini tak hanya untuk lansia dan pasien komorbid. Siapa pun yang akan bepergian ke negara beriklim dingin, atau hendak menjalankan ibadah haji dan umrah, sangat disarankan mendapat imunisasi ini sebagai langkah pencegahan.

Pandemi COVID-19 memberi pelajaran besar: betapa pentingnya pencegahan melalui vaksinasi. “Kita lihat sendiri, jutaan nyawa baru bisa diselamatkan setelah vaksin ditemukan dan disebarluaskan,” kata dr. Harun.

Hal serupa, katanya, bisa berlaku untuk influenza dan pneumonia. “Jangan tunggu sakit dulu. Pencegahan jauh lebih murah, lebih mudah, dan bisa menyelamatkan nyawa.”

Karena itu, meningkatkan kesadaran soal vaksinasi bukan hanya tugas tenaga kesehatan. Ini adalah tanggung jawab bersama—keluarga, komunitas, bahkan pemerintah. Kampanye vaksinasi perlu terus digalakkan, terutama untuk kelompok usia di atas 60 tahun dan penderita penyakit kronis.

Langkahnya mungkin sederhana: satu suntikan di lengan. Tapi dampaknya bisa menjadi benteng besar bagi tubuh, mencegah masuknya virus dan bakteri yang tak terlihat, namun mematikan.

Bagi Aminah, vaksinasi bukan sekadar tindakan medis. Itu adalah bagian dari perjuangannya untuk tetap sehat, agar bisa menikmati masa tua tanpa harus bolak-balik ke rumah sakit. “Saya ingin sehat, supaya bisa lihat cucu tumbuh besar,” katanya pelan.

(Rahmatia Ardi / Muh Syaiful / Unhas.TV)