MAKASSAR, UNHAS.TV - Satu penelitian terbaru menunjukkan sejumlah makanan yang dikonsumsi dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan sel kanker di usus besar.
Penyebab potensialnya karena terlalu banyak asam lemak omega-6 tertentu yang dapat menghambat sifat anti-inflamasi dan anti-tumor dari asam lemak esensial lainnya seperti omega-3. Makanan olahan paling berpotensi menjadi penghambat kemampuan tubuh melawan sel kanker.
"Ada mutasi setiap hari di saluran GI (gastrointestinal), dan biasanya mutasi tersebut langsung ditumpas oleh sistem imun dengan bantuan molekul atau mediator dari omega-3," kata Dr Timothy Yeatman, salah satu penulis senior studi yang dipublikasikan Selasa di Gut, jurnal British Society of Gastroenterology.
"Namun, jika tubuh Anda mengalami peradangan kronis selama bertahun-tahun yang disebabkan oleh ketidakseimbangan omega-6, jenis yang umum ditemukan dalam makanan olahan dan makanan cepat saji, saya yakin mutasi akan lebih mudah terjadi dan tubuh akan lebih sulit melawannya," kata Yeatman, seorang ahli bedah onkologi dan profesor di University of South Florida dan Tampa General Hospital Cancer Institute.
Menurut para ahli, pola makan yang sering kali mengandung asam lemak omega-6 tinggi (yang berasal dari minyak yang menggoreng makanan cepat saji), patut diwaspadai.
Asam linoleat, asam lemak omega-6 yang ditemukan dalam minyak jagung, kacang tanah, kedelai, bunga matahari, dan minyak bunga matahari, adalah asam lemak omega-6 yang paling umum dalam persediaan makanan, utamanya di negara-negara Barat.
"Jangan salahkan omega-6. Masalahnya ada pada kurangnya asam lemak omega-3," kata Harris, yang juga merupakan presiden dan pendiri lembaga nirlaba Fatty Acid Research Institute di Sioux Falls, South Dakota.
Asam lemak tak jenuh ganda omega-3 maupun omega-6 sangat penting bagi kesehatan manusia. Akan tetapi, tubuh manusia tidak dapat memproduksinya sendiri dan harus memproduksi keduanya dari makanan.
Omega-3 — ditemukan dalam jumlah tinggi pada ikan berlemak seperti salmon serta biji rami dan biji chia, kacang pecan, kacang kenari, dan kacang pinus.
Omega-3 ini berfungsi memelihara sel-sel tubuh, menyediakan energi, menjaga pertahanan kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan saat berada pada tingkat optimal. Namun asupan omega-3 dalam jumlah berlebih dapat berbahaya.
Omega-6 juga dibutuhkan untuk menjaga kesehatan. Molekul-molekul ini merangsang pertumbuhan rambut dan kulit, mengatur metabolisme, meningkatkan kesehatan tulang, dan dalam beberapa kasus bahkan dapat bersifat antiperadangan.
Namun, omega-6 juga dapat diubah menjadi molekul seperti prostaglandin yang menandakan dimulainya peradangan.
Lalu, bagaimana cara mendapatkan Omega-3?
Para ahli mengatakan, cobalah mendapatkan sebanyak mungkin omega-3 dari makanan. EPA dan DHA omega-3 ditemukan pada ikan berlemak seperti ikan teri, salmon, makerel, herring, sarden, sea bass, tuna sirip biru, dan ikan trout. Tiram dan kerang juga merupakan sumber yang baik, menurut American Heart Association.
Makanlah dua porsi seminggu yang kira-kira 3 ons, atau sekitar ¾ cangkir, ikan serpih, kata AHA. Beberapa jenis ikan, biasanya spesies yang lebih besar seperti tuna, mengandung kadar merkuri atau kontaminan lingkungan lainnya yang lebih tinggi, jadi pastikan untuk memvariasikan jenis makanan laut yang Anda makan untuk mengurangi risiko.(*)