UNHAS.TV - Investasi Saham adalah bentuk partisipasi modal seseorang atau entitas bisnis dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan berinvestasi, para investor yang menyertakan saham, memiliki hak atas pendapatan dan aset perusahaan, serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Hanya saja, di balik manfaat dan janji keuntungan tersebut, terdapat pula risiko investasi saham. Untuk itu perlu dipahami dengan cermat, semua potensi yang berpeluang terjadi, mulai dari keuntungan hingga kerugiannya.
Berbicara keuntungan, ada dua hal utama bagi investor yang memiliki saham yaitu: Dividen dan Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan dari perusahaan kepada pemegang saham, berasal dari laba yang dihasilkan perusahaan.
Dividen dapat diperoleh dengan menahan saham dalam jangka waktu yang lama dan mendapatkan persetujuan dalam rups. Keuntungan lainnya adalah Capital Gain, yang merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham, terbentuk melalui aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Muhammad Asdar SE MSi memberikan komentarnya terkait aspek kompleks dalam investasi saham dan dinamika Pasar Modal di Indonesia.
Menurut Prof Asdar, saham sebagai bentuk penyertaan modal di luar sektor riil memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi negara, di mana pergerakan saham sangat tergantung pada pemodal besar yang menawarkan dan membeli saham.
“Jika kita punya kelebihan dana ada berbagai hal yang dilakukan orang untuk menyimpan uangnya, ada yang menabung, beli saham atau bahkan membuka usaha sebagai bentuk investasi dalam bisnis," jelasnya.
Namun Prof Asdar juga menjelaskan, di balik keuntungan investasi saham terhadap ekonomi negara, terdapat beberapa faktor yang bisa merugikan. Seperti kasus-kasus yang pernah viral seperti maraknya investasi bodong yang berada di luar sistem dan masih status illegal.
"Anak muda sudah paham bahwa investasi saham dalah salah satu peluang dengan tingkat bunga yang stabil, dan pasar saham itu terjamin dan memiliki garansi," jelasnya.
Sebagai instrumen investasi, saham juga membawa risiko, termasuk capital loss dan risiko likuidasi. Capital loss terjadi saat investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Risiko likuidasi muncul jika perusahaan yang sahamnya dimiliki dinyatakan bangkrut atau dibubarkan.
Pemegang saham memiliki prioritas terakhir dalam pelunasan utang perusahaan dan jika tidak ada sisa kekayaan, mereka tidak akan mendapatkan hasil dari likuidasi tersebut.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang mekanisme investasi saham menjadi kunci untuk mengelola risiko dan mendapatkan manfaat optimal dari investasi ini.
Menurutnya sektor yang memiliki peluang yang baik untuk berinvestasi saham adalah sektor industry, teknologi ataupun makanan. Bahkan Prof. Asdar juga menyinggung mengenai hilirisasi yang ideal untuk melakukan investasi. (*)
Rahmatia