Di kubu Italia, permainan ini bisa saja mengancam upaya mereka mempertahankan gelar.
Saat ini, Italia mengalami masa-masa sulit sejak mengalahkan Inggris melalui adu penalti di Wembley tiga tahun lalu.
Azzurri gagal lolos ke Piala Dunia, dua periode berturut-turut ketika mereka dikalahkan oleh Makedonia Utara dalam pertandingan play-off di Piala Dunia Qatar 2022.
Manajer Roberto Mancini mengundurkan diri tahun lalu untuk kemudian mendapatkan pekerjaan baru sebagai bos di klub Arab Saudi.
Luciano Spalletti menggantikannya dan mengguncang segalanya. Mantan pelatih AS Roma itu tidak hanya dengan larangan bermain PlayStation, tapi juga melarang pemain memakai headphone di kamp pelatihan.
Mantan bos Napoli ini menginginkan Italia yang lebih atraktif dan menyerang, namun juga harus mengembangkan skuad yang dapat diandalkan.
Dua bek sentral Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci, yang menjadi fondasi kesuksesan Italia, keduanya telah pensiun.
Salah satu pengganti mereka, Bastoni, melakukan kesalahan atas gol Bajrami. Alih-alih bergerak menuju lemparan ke dalam dari Dimarco, ia justru telat menutup gerak Bajrami.
Namun Bastoni dengan cepat menebus kesalahan awal – mencetak gol yang menyamakan kedudukan pada menit ke-11.
Gol penyama kedudukan juga ada andil Di Marco lewat tendangan sudut pendek untuk Lorenzo Pellegrini, lalu mengirimkan umpan silang ke tiang jauh untuk ditanduk oleh Bastoni yang tidak terkawal.
Ternyata gol awal Albania tidak mengguncang Italia sama sekali – hanya membuat mereka marah dan lima menit kemudian setelah menyamakan kedudukan, mereka berbalik unggul.
Nicolo Barella, yang sempat diragukan tampil pada pertandingan pembuka namun ia dinyatakan fit dan mampu mencetak gol kedua Italia.
Tendangan lemah Barella di menit 16 melewati pemain Brentford Thomas Strakosha dari luar kotak penalti dan membobol gawang Albania.
Skor 2-1 bertahan di babak pertama. Italia kemudian melewati babak kedua hingga 90 menit berakhir tanpa mendapatkan tekanan berarti dari Albania. (*)