UNHAS.TV - Kebakaran bisa datang tanpa tanda. Percikan kecil di dapur, korsleting listrik di ruang kerja, atau puntung rokok yang terbuang sembarangan, semuanya bisa berubah menjadi bencana besar hanya dalam hitungan menit.
Namun, di balik situasi genting itu, sering kali kepanikan menjadi musuh terbesar. Padahal, jika masyarakat memahami cara menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dengan benar, api kecil bisa segera dikendalikan sebelum menjalar luas.
Di kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar, suasana siang itu, Rabu (8/10/2025) tampak sibuk. Sejumlah petugas tengah memeriksa tabung-tabung APAR yang berjajar rapi di lantai pelatihan.
Komandan Tim Rescue Damkarmat Makassar, Irham Intje, menjelaskan pentingnya keterampilan dasar memadamkan api menggunakan alat sederhana ini.
“Banyak orang panik saat melihat api. Mereka lari, berteriak, atau menyiram air tanpa tahu sumber apinya. Padahal kalau tahu cara pakai APAR, api bisa padam dalam hitungan detik,” ujar Irham sambil mendemonstrasikan langkah-langkah penggunaan alat tersebut.
Menurutnya, prinsip dasar penggunaan APAR mudah diingat melalui rumus PASS yakni Pull, Aim, Squeeze, Sweep.
Pertama, Pull: tarik pin pengaman agar tuas bisa ditekan. Kedua, Aim: arahkan nozzle atau corong ke pangkal api, bukan ke lidah apinya.
Ketiga, Squeeze: tekan tuas dengan kuat untuk menyemburkan bahan pemadam. Dan terakhir, Sweep: sapukan semburan secara perlahan dari kiri ke kanan hingga api benar-benar padam.
“Kesalahan umum masyarakat biasanya menyemprot di bagian atas api, padahal sumbernya ada di bawah. Akibatnya, api tidak padam justru makin membesar,” tambah Irham.
Selain memahami langkah-langkah tersebut, perawatan tabung APAR juga menjadi kunci. Pemeriksaan rutin harus dilakukan untuk memastikan tekanan di indikator manometer berada pada zona hijau. Segel keamanan tidak boleh rusak, dan tabung harus diganti bila sudah melewati masa berlaku.
“Tabung APAR bukan alat pajangan. Kami sering temukan di kantor atau sekolah, tabungnya berdebu dan sudah kosong,” kata Irham sambil tersenyum getir.

Prosedur pelaporan kejadian ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar. (dok damkarmat)
Pemilihan jenis bahan pemadam juga tidak bisa sembarangan. CO₂ (karbon dioksida) misalnya, cocok untuk kebakaran akibat korsleting listrik karena tidak meninggalkan residu.
Sementara itu, serbuk kimia kering efektif memadamkan api dari bahan padat atau cairan mudah terbakar seperti bensin dan minyak.
Ada pula jenis foam (busa) yang biasa digunakan untuk area dapur atau perkantoran dengan risiko kebakaran sedang.
Pelatihan penggunaan APAR kini rutin dilakukan oleh Damkarmat Kota Makassar ke berbagai institusi, termasuk sekolah dan kantor pemerintahan. Tujuannya sederhana, menumbuhkan kesiapsiagaan dan mengurangi kepanikan.
“Api kecil bisa menjadi besar bukan karena cepat menyala, tapi karena kita lambat bertindak,” tutup Irham.
Dengan pengetahuan yang benar dan keberanian bertindak, alat sederhana seperti APAR bisa menjadi penyelamat di saat genting. Karena dalam setiap kobaran api, ketenangan dan kesiapsiagaan adalah dua hal yang menentukan: bencana atau keselamatan.
(Zahra Tsabitha Sucheng / Muh Syaiful / Unhas.TV)