News
Pendidikan

Kedokteran Hewan Unhas Pelopor Shelter Medicine, Pertama di Indonesia dan Asia Tenggara

Kedokteran Hewan Unhas meluncurkan mata kuliah pilihan (elective course) dan short course Shelter Medicine, di Hotel Unhas & Convention, Makassar, Jumat (21/11/2025). (dok unhas.tv)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin (Unhas) resmi meluncurkan mata kuliah pilihan (elective course) dan short course Shelter Medicine, Jumat (21/11/2025).

Peluncuran yang digelar di Unhas Hotel and Convention ini menandai tonggak penting bagi pendidikan kedokteran hewan.

Prodi Kedokteran Hewan Unhas menjadi kampus pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang menghadirkan mata kuliah khusus terkait kesehatan dan pengelolaan hewan di tempat penampungan (shelter).

Mata kuliah Shelter Medicine, yang ditujukan bagi mahasiswa semester 3, telah mulai berjalan sejak Agustus 2025 bersamaan dengan implementasi Kurikulum 2023.

Shelter Medicine merupakan cabang ilmu kedokteran hewan yang berfokus pada kesehatan, manajemen, pengendalian penyakit, serta kesejahteraan hewan yang diasuh di berbagai jenis shelter.

Ketua Program Studi Kedokteran Hewan Unhas, Dr. drh. Dwi Kesuma Sari, APVet, menjelaskan bahwa mata kuliah ini merupakan bagian dari transformasi akademik Unhas dan hasil kolaborasi dengan Jakarta Animal Aid Network Domestic Indonesia serta FOUR PAWS International Lecture.

“Sejak revisi kurikulum K23 itu kita masukkan. Jadi bisa full untuk membahas shelter medicine, bukan hanya disisipkan dalam satu mata kuliah saja. Sebenarnya sudah mulai bulan Agustus sesuai kalender akademik tapi baru dapat waktu untuk launching-nya,” ujar Dwi.

Peluncuran ini mendapat apresiasi luas dari para pemangku kepentingan kesehatan hewan. Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sulawesi Selatan, drh. Aminuddin, menyebut mata kuliah ini menjadi terobosan penting karena hingga kini masih minim dokter hewan yang bertugas di shelter di Sulsel.

Menurutnya, hanya dua shelter anjing yang tercatat aktif, sementara shelter kucing jumlahnya jauh lebih banyak, namun sebagian besar dikelola tanpa pendampingan dokter hewan.

“Saya senang sekali karena ini menambah pengetahuan calon dokter hewan. Kita harap setelah selesai jadi dokter hewan, mereka punya pengetahuan banyak tentang shelter hewan. Di Sulsel ini belum ada dokter hewan khusus di shelter,” kata Aminuddin.


Program Studi Kedokteran Hewan Unhas meluncurkan Shelter Medicine Elective Course di Hotel Unhas, Tamalanrea, Makassar, Jumat (21/11/2025). (dok unhas tv)


Ia menambahkan bahwa PDHI saat ini menggencarkan pendekatan ke pemilik shelter melalui program vaksinasi gratis dan pembinaan integratif.

Peluncuran juga dirangkaikan dengan talkshow bersama mahasiswa dan para pegiat kesejahteraan hewan.

Tokoh nasional kesejahteraan hewan, drh. R. D. Wiwiek Bagja, menilai kehadiran mata kuliah ini menunjukkan langkah maju dunia akademik dalam merespons isu kesehatan lingkungan dan kesejahteraan hewan yang selama ini kerap luput dari perhatian publik.

“Program ini menunjukkan kepedulian lingkungan. Kita lihat kucing ada di rumah sakit, warteg, perumahan, dan kotorannya di mana-mana.

"Apakah tidak ada yang bertanggung jawab mengontrol itu? Kalau masyarakat tidak bisa karena biaya, maka pemerintah harus turun tangan,” tegas Wiwiek.

Harapan serupa disampaikan COO Jakarta Animal Aid Network Domestic Indonesia, drh. Merry Ferdinandez, S.KH., M.Sc., FFCP-V.

Ia menekankan bahwa kurikulum Shelter Medicine tidak hanya berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada penerapan prinsip animal welfare dalam pengendalian penyakit.

“Tidak hanya fokus pada penyakit, tapi bagaimana implementasi pengendalian penyakit berbasis kesejahteraan hewan. Outputnya, mahasiswa dibekali ilmu komprehensif agar saat menjadi praktisi bisa mengambil keputusan berbasis satu kesehatan, satu kesejahteraan,” jelas Merry.

Dengan peluncuran mata kuliah ini, Unhas berharap dapat mencetak dokter hewan yang bukan hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan etika dalam menangani isu kesejahteraan hewan di Indonesia.

Program ini juga memperkuat posisi Unhas sebagai pelopor inovasi pendidikan kedokteran hewan di Asia Tenggara.

(Zulkarnaen Jumar Taufik / Unhas TV)