Travel

Jejak Heroik Orang Makassar di Thailand

Buku yang ditulis Bernard Dorlean. Sampulnya menggambarkan prajurit Perancis dan prajurit Makassar

Meskipun labelnya adalah kerjasama, Claude de Forbin dan pasukannya didatangkan sebagai serdadu untuk membela kehormatan Raja Siam Phra Narai, yang saat itu berkedudukan di Ayuthaya.

Pada masa itu, keadaan di Siam penuh dengan intrik. Banyak perselisihan serta ancaman kudeta yang dihadapi Raja Siam yang menyadari betul bahwa kekuasaannya tak mengakar kuat. Sang raja lalu meminta pasukan Perancis untuk memperkuat pertahanan.

Di era itu, orang Makassar dipimpin oleh Daeng Mangalle yang tiba pada 1664 sebagai pelarian bersama 250 pengikut. Raja Phra Narai menampung Daeng Mangalle, seperti umumnya para bangsawan asal Bugis-Makassar, mereka membuktikan kepiawaian sebagai prajurit profesional di Asia Tenggara. Kala itu banyak prajurit Bugis-Makassar bertugas di kerajaan ataupun kongsi dagang barat, termasuk Serikat Dagang Hindia Timur Belanda (VOC).

Sayang, Daeng Mangalle terlibat konflik dengan Konstantin Hierarchy (ada yang menyebut sebagai Konstantin Fhaulkon), seorang warga Yunani, mantan pegawai Serikat Dagang Hindia Timur Inggris (EIC) yang menjadi penasihat Raja Phra Narai. Terjadilah pemberontakan Makassar pada akhir 1686 antara koalisi Daeng Mangalle, pangeran lokal, pemukim Champa, Melayu, dan Persia melawan pasukan Kerajaan Siam yang dibantu serdadu Eropa.

Para pemberontak itu khawatir akan diperbudak oleh raja yang merasa semakin kuat dengan datangnya pasukan baru. Pada masa itu, perbudakan menjadi sesuatu yang dilegalkan. Ketika menjadi budak, maka seseorang akan kehilangan kebebasan dan kehormatannya. Raja Phra Narai mengetahui persekongkolan itu. Ia lalu meminta Daeng Mangalle agar meminta maaf. Namun permintaan itu ditolak Daeng Mangalle.

Raja lalu memerintahkan Claude de Corbin untuk mengepung orang Makassar. Pertempuran pertama dimulai ketika 40 orang Makassar menghadapi ratusan serdadu Perancis dan Portugis.

Corbin mencatat bahwa orang Makassar tak mau kalah. Mereka menyerang dan mengejar pasukan Perancis dan Portugis yang saat itu juga hendak  membantai perempuan dan anak-anak. Orang Makassar bertarung dengan keberanian tiada tara. Enam orang Makassar menyerang pagoda dan membunuh beberapa prajurit serta biarawan di sana. Sebanyak 366 orang prajurit Perancis ditewaskan oleh enam orang Makassar.

sejumlah pengunujung di Kuil Wat Chalong (foto: Yusran Darmawan)
Kuil di Wat Chalong (foto: Yusran Darmawan)
patung gajah (foto: Yusran Darmawan)

HALAMAN BERIKUTNYA

>> Baca Selanjutnya