Unhas Figure

Jejak Prof. Jamaluddin Jompa di Panggung Ilmuwan Dunia

UNHAS.TV – Seorang mahasiswa doktoral di Eropa membuka layar komputernya, tenggelam dalam tumpukan jurnal ekologi laut. Ia sedang mencari jawaban atas satu pertanyaan sederhana, tapi pelik: mengapa terumbu karang kian rapuh menghadapi perubahan zaman? 

Dari satu artikel ke artikel lain, matanya berkali-kali berhenti pada satu nama yang sama: Jamaluddin Jompa. Nama itu muncul di bibliografi, di catatan kaki, bahkan di paragraf-paragraf yang membahas teori penting tentang persaingan karang dan alga, juga ancaman plastik di laut tropis.

Awalnya, nama itu tampak sekadar satu kutipan di antara ribuan. Namun semakin jauh ia menelusuri, semakin jelas: tulisan-tulisan Jamaluddin Jompa bukan sekadar catatan ilmiah.

BACA: Jamaluddin Jompa, Bukan Sekadar Rektor

Tulisan itu adalah fondasi, titik pijak, tempat para ilmuwan lain membangun teori, menyusun argumen, dan merumuskan kebijakan. Dari layar komputer di sebuah laboratorium jauh di Eropa, terbentanglah jalan pengetahuan yang sesungguhnya berawal dari Makassar.

Sitasi sebagai Jejak Pengakuan

Dalam dunia akademik, pengaruh seorang ilmuwan kerap diukur dari jumlah sitasi. Sitasi adalah jejak pengakuan. Sitasi lebih dari sekadar angka, ia menandai sebuah karya telah dipakai, dirujuk, dan dijadikan pijakan penelitian lain.

Dalam tradisi keilmuan, sitasi adalah mata rantai: menghubungkan satu pemikiran dengan pemikiran berikutnya, satu eksperimen dengan percakapan global yang lebih luas.



Di universitas-universitas ternama dunia, sitasi menjadi tolok ukur reputasi akademik. Lembaga pemeringkat seperti QS World University Rankings dan Times Higher Education menempatkannya sebagai indikator utama kualitas riset.

Sebab sitasi menunjukkan dua hal sekaligus: relevansi ilmiah dan daya tahan pengaruh. Sebuah makalah yang terus dirujuk bertahun-tahun setelah diterbitkan adalah tanda bahwa ia bukan sekadar tren sesaat, melainkan landasan yang tahan uji waktu.

BACA: Jamaluddin Jompa, Kemudi Unhas, dan Kepemimpinan Maritim

Dalam konteks ini, nama Prof. Jamaluddin Jompa, Rektor Universitas Hasanuddin, berada pada posisi istimewa. Karya-karyanya tidak berhenti di ruang seminar atau jurnal terbatas, tetapi hadir di percakapan global.

Tulisan-tulisannya dibaca, dikutip, dan dijadikan acuan oleh ratusan, bahkan ribuan ilmuwan dari berbagai negara. Setiap sitasi atas namanya adalah bukti bahwa penelitian dari Makassar mampu memengaruhi arah percakapan sains dunia.

Kompetisi Karang dan Alga: Kerangka Konseptual Baru

Salah satu karyanya yang monumental adalah artikel “Competition between corals and algae on coral reefs: a review of evidence and mechanisms” (2001). Ditulis bersama L. McCook dan G. Diaz-Pulido, makalah ini telah disitasi 1.382 kali. Menurut Google Scholar, ini adalah angka yang luar biasa dalam bidang ekologi laut tropis.


>> Baca Selanjutnya