News
Sosial

Jejak Refleksi High Five: Pulihkan Martabat dan Kesejahteraan Mantan Pekerja Seks

MAKASSAR, UNHAS.TV - Upaya pemberdayaan perempuan kembali mendapat sorotan publik. Tim High Five menggelar acara Jejak Refleksi di Makassar Creative Hub, Selasa (30/9/2025).

Kegiatan ini menjadi momentum evaluasi perjalanan program sekaligus menegaskan komitmen pendampingan bagi mantan pekerja seks perempuan untuk pulih, berdaya, dan mencapai kesejahteraan menyeluruh.

Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Dinas Sosial bidang Perempuan dan Perlindungan Anak, para relawan, serta mitra program yang merupakan mantan pekerja seks.

Dalam suasana hangat, para peserta berbagi pengalaman, hasil, serta capaian yang telah diraih selama program berlangsung.

Ketua Tim High Five, Liliana Mu’allim, menjelaskan bahwa Jejak Refleksi menjadi ruang untuk melihat kembali perjalanan pendampingan yang menyasar lima aspek kesejahteraan yakni psikologis, sosial, emosional, finansial, dan spiritual.

Kelima aspek ini dipilih untuk memastikan mitra program tidak hanya pulih dari masa lalu, tetapi juga memiliki kemampuan bertahan dan berkembang dalam masyarakat.

“Agenda hari ini namanya Refleksi Jejak sebagai penutup kegiatan Tim High Five. Tujuannya untuk menghimpun apa saja yang sudah kami lakukan dari awal sampai akhir," ujar Liliana.

"Program ini menyasar lima aspek kesejahteraan agar mitra kami bisa mencapai holistic well-being. Dari awal mereka tertutup karena stigma, tapi hari ini mereka lebih percaya diri, optimis, dan mampu menunjukkan potensi yang dimiliki,” tambahnya.

Program High Five, yang sudah berjalan selama beberapa bulan terakhir, dirancang bukan hanya sebagai pendampingan teknis, melainkan juga ruang pemulihan martabat. Selama ini, mantan pekerja seks kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Melalui pelatihan keterampilan, konseling, hingga penguatan spiritual, mereka diarahkan untuk membangun kembali rasa percaya diri dan membuka peluang baru dalam hidup.

Umniyah Saleh, psikolog sekaligus dosen pembimbing program, menegaskan bahwa langkah yang dilakukan High Five sangat penting untuk memutus rantai stigma sosial.

Ia menilai bahwa mantan pekerja seks perempuan memiliki potensi besar yang kerap terabaikan karena masa lalu mereka.

“Program ini bertujuan memberdayakan mantan pekerja seks perempuan agar pulih dari masa lalunya dan berdaya kembali," kata Umniyah.

Mereka punya potensi besar untuk dikembangkan, dan melalui lima aspek, diharapkan bisa menjadi individu yang lebih baik, meninggalkan kehidupan lama, dan menjalani masa depan yang lebih bermartabat.

"Saya sangat mendukung karena program ini memberi peluang nyata yang jarang diberikan kepada kelompok yang sering terstigma,” tambah Umniyah.

Selain sesi refleksi, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan kampanye bertajuk Jatuh Bangkit Kembali yang dikemas dalam High Five Victory. Kampanye tersebut mengangkat kisah nyata para mitra yang berhasil bangkit dan menata kehidupan baru.

Tim berharap momentum ini dapat menginspirasi masyarakat luas sekaligus menghapus stigma negatif yang melekat pada kelompok mantan pekerja seks.

Bagi sebagian mitra, program ini telah menjadi titik balik yang signifikan. Dari kondisi semula yang penuh keraguan, mereka kini mulai menatap masa depan dengan lebih optimis.

Beberapa di antaranya telah memulai usaha kecil, melanjutkan pendidikan, atau bergabung dalam kegiatan sosial di lingkungannya.

Kehadiran pemerintah daerah melalui Dinas Sosial bidang Perempuan dan Perlindungan Anak turut memberi dorongan moral. Dukungan tersebut dinilai penting agar program pendampingan ini berkelanjutan dan mampu menjangkau lebih banyak perempuan yang membutuhkan.

Tim High Five menegaskan bahwa keberhasilan program tidak hanya diukur dari capaian ekonomi, tetapi juga dari tumbuhnya rasa percaya diri dan penghargaan terhadap diri sendiri pada para mitra.

Dengan pendekatan yang menyeluruh, mereka diharapkan dapat menjalani kehidupan yang lebih bermartabat serta bebas dari belenggu masa lalu.

Acara Jejak Refleksi kemudian ditutup dengan sesi testimoni dari mitra program. Beberapa menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk belajar, tumbuh, dan kembali diterima dalam masyarakat.

Melalui kegiatan ini, Tim High Five berkomitmen melanjutkan perjuangan pemulihan martabat perempuan yang pernah terjebak dalam dunia prostitusi.

Dengan dukungan berbagai pihak, mereka berharap langkah kecil yang telah dimulai ini dapat memberi dampak luas, tidak hanya bagi individu yang terlibat, tetapi juga bagi masyarakat dalam memandang isu pemberdayaan perempuan.

(Rahmatia / Aminah Rahma Ahmad / Unhas.TV)