MAKASSAR, UNHAS.TV-Parlemen Lebanon pada hari Kamis, 9 Januari, memilih Joseph Aoun, Komandan Angkatan Darat Lebanon, sebagai Presiden Lebanon setelah melalui dua putaran pemungutan suara.Dengan demikian, Parlemen Lebanon mengakhiri kekosongan jabatan Presiden yang berlangsung sejak masa jabatan Michel Aoun berakhir pada Oktober 2022.
Joseph Aoun, yang tidak memiliki hubungan
keluarga dengan Michel Aoun, meskipun merupakan pendatang baru dalam dunia
politik, diharapkan dapat memanfaatkan posisinya untuk menjaga gencatan senjata
yang rapuh dengan Israel dan mencegah negaranya dari kehancuran ekonomi.
Joseph Aoun tampaknya mendapat dukungan
dari Amerika Serikat dan Arab Saudi. Pada hari Jumat, ia akan genap berusia 61
tahun. Sejak tahun 2017, ia memimpin Angkatan Darat Lebanon, yang selama ini
menerima dukungan dari Amerika Serikat.
Joseph Aoun, Komandan Angkatan Darat
Lebanon, berhasil mendapatkan dukungan yang cukup untuk meraih kursi Presiden
Lebanon setelah dua tahun kekosongan jabatan ini.
Menurut laporan ‘Mehr’, di tingkat
domestik, Partai Sosialis Progresif dan Fraksi ‘Persatuan Demokratik’ yang
dipimpin oleh Teymour Jumblatt mendukung Aoun. Sementara itu, Gerakan Patriotik
Bebas yang dipimpin oleh Gebran Bassil menentang pemilihan Joseph Aoun. Meskipun
Hizbullah tidak mendukung Aoun, mereka menyatakan melalui wakil-wakilnya bahwa
mereka tidak memveto pencalonan Komandan Angkatan Darat tersebut.
Jenderal Aoun lahir pada tahun 1964 di kota
kecil Al Ain, di Lebanon Utara. Ia berasal dari keluarga biasa di Lebanon dan
setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, ia masuk ke Akademi
Militer Lebanon. Jenderal Aoun telah mengikuti pelatihan militer khusus baik di
dalam maupun di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat dan Prancis. Pada
tahun 1983, ia bergabung dengan Angkatan Darat Lebanon dan dengan
keterampilannya, ia memegang berbagai posisi penting di unit-unit utama militer
hingga akhirnya diangkat menjadi Komandan Angkatan Darat pada tahun 2017.
Meskipun Aoun mendapat dukungan dari
Amerika Serikat karena ketergantungan militer Lebanon terhadap bantuan Amerika,
ia selalu bersikap netral dan profesional dalam berbagai isu. Walaupun ada
upaya dari pihak-pihak tertentu di dalam dan luar negeri untuk mendorong
militer melawan Hizbullah, Jenderal Aoun tidak pernah mengambil langkah yang
bertentangan dengan Hizbullah. Pendekatannya terhadap perlawanan selalu
profesional dan logis. Bahkan, dalam konflik baru dengan rezim Zionis, Aoun
menolak untuk mengambil tindakan yang bertentangan dengan perlawanan dan justru
menekankan pentingnya koordinasi dengan mereka.
Berkat sikap netralnya, transparansi dalam
memimpin militer, serta usahanya menjaga persatuan Lebanon, Joseph Aoun
dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka dan hampir tidak kontroversial di
negara ini. Terlebih lagi, Hizbullah telah menegaskan bahwa mereka tidak
keberatan dengan pencalonan Jenderal Aoun.
Reaksi Biden Terpilihnya
Presiden Baru Lebanon
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden,
menyambut baik terpilihnya Joseph Aoun sebagai Presiden Lebanon dan menyebutnya
sebagai "pemimpin yang tepat" untuk negara tersebut.
Biden dalam pernyataannya mengatakan,
"Presiden Aoun memiliki kepercayaan penuh dari saya. Saya sangat yakin
bahwa dia adalah pemimpin yang tepat untuk masa ini."
Parlemen Lebanon pada Kamis sore, dalam
putaran kedua pemungutan suara untuk memilih presiden, mengangkat Jenderal
Joseph Aoun, Komandan Angkatan Darat, sebagai Presiden baru Lebanon.
Pada putaran pertama pemungutan suara yang
diadakan pada Kamis pagi, Aoun hanya memperoleh 71 suara.
Berdasarkan tradisi politik Lebanon,
Presiden harus berasal dari komunitas Kristen Maronit, Ketua Parlemen dari
komunitas Syiah, dan Perdana Menteri dari komunitas Sunni. Masa jabatan
presiden adalah enam tahun. Presiden memiliki peran sebagai simbol persatuan
nasional, penjaga konstitusi, dan bertanggung jawab untuk menandatangani
undang-undang serta menunjuk Perdana Menteri setelah berkonsultasi dengan
parlemen.
Sejak berakhirnya masa jabatan Michel Aoun
pada Oktober 2022, Parlemen Lebanon, meskipun telah mengadakan 12 sesi, belum
berhasil memilih presiden baru hingga kini.(*)