UNHAS.TV - Sepak bola kerap menyimpan kisah-kisah tak terduga yang membuatnya lebih dari sekadar permainan.
Salah satunya datang dari Gabriel Martinelli, penyerang lincah Arsenal, yang baru-baru ini menjadi sorotan bukan hanya karena gol penentunya, melainkan juga karena “ramalan” mistis sang tunangan, Isabella Ruosso.
Pertandingan sengit Arsenal vs Manchester City berakhir imbang 1-1 setelah Martinelli mencetak gol penyeimbang di menit akhir.
Momen itu tidak hanya menjadi penentu hasil laga, tapi juga pembuktian atas pesan penuh keyakinan dari Isabella.
Martinelli memulai laga dari bangku cadangan. Situasi yang kerap membuat frustrasi seorang pemain, terlebih di pertandingan besar seperti melawan City. Namun, sang tunangan sudah lebih dulu meniupkan angin optimisme.
Sebelum kick-off, Martinelli mengabarkan pada Isabella bahwa dirinya tidak masuk susunan sebelas pertama. Alih-alih kecewa, Isabella membalas dengan prediksi yang terdengar nyaris seperti nubuatan.
“You will play against tired legs in the second half and score a goal, you will see,” tulisnya melalui pesan singkat.
Kalimat itu sederhana, namun penuh keyakinan. Seolah Isabella tahu betul bahwa energi Martinelli akan menjadi senjata pamungkas di saat City mulai kehabisan tenaga.
Gol yang Mengubah Narasi
Ramalan itu terbukti. Memasuki babak kedua, Martinelli masuk lapangan dengan segar bugar. Pada menit-menit krusial, Eberechi Eze mengirimkan umpan terobosan brilian.
Dengan kecepatan khasnya, Martinelli berlari meninggalkan bek City yang sudah kelelahan, lalu dengan tenang men-chip bola melewati kiper Gianluigi Donnarumma.
Gol itu membuat Emirates Stadium bergemuruh. Arsenal selamat dari kekalahan, dan Martinelli menjadi pahlawan dari bangku cadangan.
Namun, di balik sorak-sorai suporter, publik dibuat kagum pada sosok yang ada jauh dari lapangan, Isabella Ruosso.
Pesan Isabella langsung menjadi viral di media sosial. Banyak penggemar yang takjub pada ketepatan prediksinya. “She knows ball. Definition of a supportive girlfriend 👏🏽,” tulis seorang fan.
Yang lain menambahkan dengan nada bercanda: “Wife her already!!” Ada pula komentar yang menyebutkan, “Every man needs a woman like that ❤️,” hingga “Hire her as coaching staff asap.”
Gelombang reaksi ini membuat Isabella seolah ikut mencetak gol, meski tanpa menyentuh bola.
Dukungan dan kepercayaan yang ia tunjukkan memperlihatkan sisi lain dari sepak bola: bahwa motivasi emosional dari orang terdekat bisa memberi dampak besar pada performa pemain di lapangan.
Kisah Martinelli dan Isabella menjadi pengingat bahwa sepak bola bukan hanya tentang taktik, statistik, atau strategi pelatih.
Ada ruang besar untuk keyakinan, dukungan, dan ikatan personal. Dalam pertandingan melawan City, Arsenal memang mendapat satu poin penting, tetapi Martinelli meraih lebih dari itu: validasi dari keyakinan tunangannya.
Di tengah tekanan kompetisi, ada hal sederhana yang bisa membuat pemain tampil percaya diri—sebuah pesan singkat penuh optimisme.
Dan untuk Martinelli, pesan dari Isabella terbukti menjadi motivasi sekaligus ramalan mistis yang membawanya pada momen gemilang. (*)