Hiburan
Pendidikan

Musik, Teman Belajar Mahasiswa Unhas: Pemicu Semangat di Tengah Padatnya Aktivitas Akademik

Ilustrasi mahasiswa Unhas tengah belajar dan mendengarkan musik. (freepik ai)

UNHAS.TV - Di tengah rutinitas perkuliahan yang padat, mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) menemukan cara jitu untuk menjaga konsentrasi dan suasana hati mereka tetap stabil, yakni dengan mendengarkan musik.

Tidak hanya sekadar hiburan, musik dianggap sebagai pendukung utama dalam meningkatkan kualitas belajar dan meredakan stres akibat tumpukan tugas yang tiada henti.

Mahasiswa Sistem Informasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas angkatan 2024, Anugerah Fitri Novanda, menilai keterkaitan antara musik dan akademik sangat positif.

Menurut Anugerah, musik penting terutama ketika mahasiswa berada dalam kondisi tertekan akibat banyaknya tugas dan proyek perkuliahan.

“Kalau lagi stres karena banyak tugas, saya biasanya dengar musik yang lebih ceria atau musik klasik supaya tetap fokus belajar,” ujarnya.

Menurut Anugerah, jenis musik yang ia dengarkan menyesuaikan dengan kebutuhan dan suasana hati. Untuk aktivitas harian, ia kerap mendengarkan lagu-lagu Jepang. 

Sementara saat membutuhkan konsentrasi penuh, ia memilih musik klasik seperti karya Beethoven dan Mozart.

“Kalau betul-betul ingin fokus belajar, biasanya saya dengar Beethoven atau Mozart. Tapi itu juga tergantung mood,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Afifah Khairunnisa, mahasiswa Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unhas angkatan 2023.

Ia mengungkapkan bahwa musik sudah menjadi bagian dari rutinitas belajarnya di rumah, terutama sebelum mulai mengerjakan tugas.

“Selama ini di proses pembelajaran di rumah, saya selalu memutar musik. Bahkan sebelum buka laptop, hal pertama yang saya lakukan itu putar musik,” ungkap Afifah.

Ia menilai mendengarkan musik sambil mengerjakan tugas merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan mood sekaligus merilis emosi setelah lelah mengikuti perkuliahan maupun aktivitas organisasi.

“Mendengarkan musik yang tenang bisa jadi salah satu coping mechanism mahasiswa sekarang, apalagi setelah capek di kelas, di kampus, atau organisasi,” tambahnya.

Adapun jenis musik yang paling sering ia dengarkan adalah musik bernuansa tenang dengan lirik yang emosional. “Saya paling sering dengar lagu-lagu dari Nadin Amizah dan Sal Priadi,” tuturnya.

Secara ilmiah, musik memang memiliki keterkaitan erat dengan proses pembelajaran.  Musik dapat memengaruhi perasaan, sementara perasaan berpengaruh langsung terhadap proses belajar. 

Jenis musik yang tepat cenderung mampu mengendalikan sekaligus menggugah kerja otak dan sistem saraf, sehingga membantu seseorang mengerahkan pikiran secara lebih optimal dalam proses pembelajaran.

Selain itu, penelitian yang dipublikasikan oleh para peneliti dari McGill University, Montreal, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat memengaruhi mood atau fokus seseorang.

Hal itu disebabkan karena musik merangsang tubuh untuk menghasilkan dopamin, yakni zat kimia dalam otak yang berperan dalam memunculkan perasaan senang, sedih, marah, hingga kecewa. 

Peningkatan dopamin tersebut membuktikan bahwa manusia memperoleh rasa senang setelah mendengarkan musik, sehingga musik memiliki peranan dalam menentukan, mengembangkan, dan melanjutkan kecerdasan, khususnya pada usia remaja.

Maka tidak heran jika musik sudah menjadi bagian dari kehidupan akademik mahasiswa, seperti yang dirasakan oleh Anugerah dan Afifah.

Bagi mereka, musik bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga alat yang ampuh untuk menjaga semangat dan fokus belajar, terutama di tengah kesibukan yang tak pernah ada habisnya.

(Achmad Ghiffary M / Yuzril Reynaldy Tandi / Unhas TV)