MAKASSAR, UNHAS.TV - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkenalkan pendekatan inovatif dalam memahami dan mengatasi kecanduan alkohol atau Alcohol Use Disorder (AUD).
Mereka menggunakan lalat buah (Drosophila melanogaster) sebagai model penelitian untuk menguji efektivitas teh hijau sebagai alternatif terapi alami.
Selama ini, penanganan AUD umumnya mengandalkan terapi komunitas, yang dinilai memerlukan waktu lama dengan tingkat keberhasilan rendah.
Penggunaan obat-obatan yang terus menerus juga sering menimbulkan efek samping serius, terutama pada organ hati dan jantung.
Kondisi ini mendorong tim mahasiswa Unhas untuk mencari solusi yang lebih aman melalui bahan alam, yakni teh hijau.
Teh hijau diketahui mengandung senyawa katekin seperti epigallocatechin gallate (EGCG), yang dapat mengaktifkan gen Sirt. Gen ini berperan penting dalam regulasi metabolisme dan perilaku adiktif.
Berdasarkan hal tersebut, tim PKM-RE melakukan uji eksperimental untuk melihat potensi teh hijau dalam menekan perilaku adiktif terhadap alkohol. Menariknya, penelitian ini tidak menggunakan hewan uji seperti tikus, melainkan lalat buah atau Drosophila melanogaster.
“Penggunaan Drosophila melanogaster menawarkan keunggulan besar: waktu penelitian lebih singkat, biaya efisien, dan tidak memerlukan izin etik hewan,” ujar Julrycola Sitepu, ketua tim PKM-RE dari Fakultas Farmasi Unhas.
Ia menambahkan, lalat buah memiliki kesamaan genetik hingga 75% dengan manusia dan menunjukkan respons perilaku yang serupa terhadap alkohol.
Dalam eksperimen, lalat buah diberi pakan yang mengandung alkohol hingga menunjukkan tanda-tanda kecanduan. Selanjutnya, tim memberikan ekstrak teh hijau dan mengamati perubahan perilaku konsumsi alkohol.
Hasilnya, lalat buah yang diberi teh hijau menunjukkan penurunan ketertarikan terhadap alkohol serta peningkatan daya tahan hidup.
“Bagi kami, penelitian ini bukan sekadar tentang teh hijau atau lalat buah, tetapi tentang menemukan cara baru memahami kecanduan alkohol dengan metode yang sederhana dan efisien,” kata Julrycola.
Penelitian ini didukung oleh hibah Belmawa Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbudristek melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Tim PKM RE Farmasi Unhas berharap, temuan ini menjadi langkah awal menuju pengembangan terapi komplementer berbasis bahan alam yang lebih aman dan minim efek samping bagi penderita AUD di masa depan. (*)