Unhas Speak Up

Lewat PPK Ormawa, Mahasiswa Unhas Dorong Kemandirian Pangan Pemuda Desa

UNHAS.TV - Pendidikan tinggi tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi juga harus memberi kontribusi nyata bagi masyarakat di sekitar.

Melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), mahasiswa Universitas Hasanuddin kembali menunjukkan kiprahnya dengan melaksanakan program pemberdayaan berbasis desa.

Salah satu tim yang lolos pendanaan PPK Ormawa 2025 adalah Tim Tulolo dari Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (Himatepa) Unhas.

Mereka menggagas program bertajuk “Penguatan Kapasitas Pemuda melalui Sanggar Tani dengan Integrated Farming untuk Mewujudkan Generasi Mandiri Pangan” yang dilaksanakan di Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros.

Dalam program Unhas Speak Up, dosen pendamping Tim Tulolo, Husnul Mubarak STP MSi menjelaskan bahwa PPK Ormawa menjadi wadah penting bagi organisasi mahasiswa untuk menyalurkan ide-ide inovatif yang berdampak langsung ke masyarakat.

 “PPK Ormawa ini bukan sekadar aktivitas organisasi, tetapi wujud nyata kontribusi mahasiswa di tengah masyarakat. Unhas mendukung penuh dengan fasilitas, pendanaan, hingga konversi SKS agar mahasiswa lebih termotivasi terjun ke lapangan,” ungkap Husnul.

Ketua Tim Tulolo, Fitriani, menuturkan bahwa program ini fokus membangun kapasitas pemuda desa melalui Sanggar Tani dengan pendekatan integrated farming yang melibatkan pertanian, peternakan, dan perikanan secara terpadu.

 “Kami ingin pemuda desa tidak hanya belajar bertani, tapi juga menguasai pengelolaan modern seperti hidroponik tower, kolam ikan dari galon bekas, hingga maggot sebagai pakan alternatif. Harapannya, mereka bisa mandiri pangan sekaligus punya nilai wirausaha,” jelas Fitriani.

Program ini dibagi dalam lima fokus kegiatan: AgroRise (penguatan kelembagaan pemuda tani), AgroPlan (greenhouse dan hidroponik), AgroFarm (ternak ayam, ikan, dan maggot), AgroPreneur (kewirausahaan), serta AgroFuture (digitalisasi dan inovasi teknologi).

Respon masyarakat setempat disebut sangat positif. Pemerintah Desa Nisombalia hingga tingkat kecamatan mendukung penuh pelaksanaan program ini, bahkan menyiapkan posko gratis serta lokasi kegiatan.

 “Antusiasme masyarakat luar biasa, ini membuat kami optimis program tidak berhenti di tahun ini saja, tetapi bisa berlanjut dengan dukungan pemerintah desa,” tambah Husnul.

Output utama yang diharapkan dari program PPK Ormawa ini adalah keberlanjutan. Artinya, setelah mahasiswa selesai menjalankan tugasnya, masyarakat dapat melanjutkan dan mengembangkan inovasi yang sudah diajarkan.

“Pemuda bukan hanya penerus, tetapi penggerak utama untuk kemandirian pangan dan inovasi desa. Bersama Tulolo, muda berani berinovasi, generasi inovatif berkarya untuk negeri,” tegas Fitriani menutup sesi wawancara.

Melalui semangat kolaborasi mahasiswa dan masyarakat, PPK Ormawa diharapkan menjadi pintu lahirnya generasi muda desa yang mandiri pangan sekaligus berdaya saing tinggi. (*)

(Venny Septiani Semuel / Unhas.TV)