
Presiden Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy saat Wakil Presiden AS JD Vance bereaksi di Gedung Putih di Washington, 28 Februari 2025. Credit: Jim Lo Scalzo/Pool/EPA-EFE/Shutterstock.
Pandangan dari Media Besar Lainnya
Media lain seperti CNN dan The Guardian juga telah meliput masalah ini. CNN berfokus pada implikasi politik dalam negeri dari peristiwa tersebut bagi Trump, dengan mencatat bahwa sikap agresifnya terhadap Zelenskyy dapat mengasingkan pemilih moderat di Amerika Serikat yang mendukung bantuan berkelanjutan ke Ukraina.
Jaringan tersebut juga menyediakan analisis dari para ahli politik yang meyakini pernyataan Trump adalah bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengalihkan kebijakan luar negeri AS dari komitmen Eropa. Di sisi lain, The Guardian menggambarkan insiden tersebut sebagai "kesalahan diplomatik" dan mengkritik "taktik intimidasi" Trump, dengan memperingatkan bahwa perilaku tersebut dapat membuat Presiden Rusia Vladimir Putin semakin berani.
Al Jazeera juga menawarkan perspektif yang lebih global, dengan melihat reaksi para pemimpin non-Barat.
Media tersebut melaporkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang telah menampilkan dirinya sebagai mediator dalam konflik tersebut, telah menyatakan kekhawatirannya tentang memburuknya hubungan AS-Ukraina.
Al Jazeera juga mencatat bahwa media pemerintah China menggunakan insiden tersebut untuk mengkritik kepemimpinan AS, menggambarkan Trump sebagai "tidak stabil dan tidak dapat diandalkan" di panggung dunia.
Perbedaan Nada Liputan Media
Liputan media mengenai insiden ini menunjukkan perbedaan nada yang mencolok. Media Eropa seperti Euronews dan BBC menggambarkan peristiwa ini sebagai krisis diplomatik yang serius dengan dampak signifikan bagi upaya perang Ukraina dan stabilitas keamanan Eropa.
Sementara itu, beberapa media konservatif di Amerika Serikat memiliki pandangan berbeda. Fox News, misalnya, dalam beberapa segmen programnya, menyoroti sikap Trump yang "mengungkap" keras kepala Zelensky dan menyatakan bahwa sudah saatnya Ukraina membuat konsesi demi mengakhiri perang.
Reaksi dari Para Pemimpin Dunia
Sebagian besar pemimpin dunia menyatakan dukungan mereka terhadap Ukraina dan mengecam sikap Trump.
Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, melalui akun media sosialnya di X (sebelumnya Twitter), menyatakan solidaritasnya dengan menulis, "Presiden Zelensky, Ukraina, Anda tidak sendirian."
Hal serupa juga dinyatakan oleh Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, yang menegaskan bahwa "Spanyol mendukung Ukraina." Presiden Lithuania, Gitanas Nausėda, juga menyampaikan dukungan serupa dengan mengatakan, "Ukraina, kalian tidak akan pernah sendirian."
Namun, tidak semua pemimpin memiliki pandangan yang sama. Beberapa tokoh politik, terutama dari kelompok populis dan nasionalis, justru mendukung keraguan Trump terhadap kelanjutan keterlibatan Amerika dalam perang. Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Rusia, memuji "realisme" Trump dan menyatakan bahwa negosiasi adalah satu-satunya jalan yang realistis untuk mencapai perdamaian.