News
Sport

Liverpool Akhiri Tren Buruk, Alexander Isak Cetak Gol Perdana di Liga Inggris

Penyerang Liverpool Alexander Isak akhirnya mencetak gol pertama untuk Liverpool di Liga Premier, Minggu (30/11/2025) malam. (screenshot the sun)

LONDON, UNHAS.TV - London Stadium menjadi panggung berubahnya nasib Liverpool pada Minggu (30/11/2025) malam waktu setempat.

Di tengah sorotan tajam terhadap performa buruk juara bertahan Liga Inggris itu, Alexander Isak akhirnya membayar mahal harga transfer £130 juta dengan sebuah gol yang terasa seperti penebusan.

Gol pertamanya di Premier League untuk Liverpool—dan sebuah penyelamat tren—tiba pada menit ke-60, membuka jalan bagi kemenangan krusial 2-0 atas West Ham United.

Bagi Liverpool, tiga poin ini terasa lebih dari sekadar kemenangan tandang. Mereka datang ke London membawa beban sembilan kekalahan dari 12 laga terakhir di semua kompetisi—tujuh di antaranya di Premier League.

Catatan suram itu disebut-sebut sebagai yang terburuk dalam 72 tahun terakhir. Bahkan masa depan Arne Slot sebagai nakhoda tim mulai digoyang oleh sorotan publik dan tekanan internal klub.

Di ruang konferensi, sebelum pertandingan, isu penurunan performa, kelelahan pemain, hingga tumpulnya lini depan berkelindan menjadi bahan diskusi.

Slot pun membuat keputusan besar yakni mencadangkan Mohamed Salah—untuk pertama kalinya di Liga Inggris sejak April 2024.

Semua mata pun tertuju pada Isak, rekrutan termahal dalam sejarah Inggris, yang didatangkan dari Newcastle United musim panas lalu.

Kemenangan di Tengah Duka

Kick-off pertandingan dibayang-bayangi kabar duka dari kubu tuan rumah. Billy Bonds, legenda West Ham United—mantan kapten dan pelatih—meninggal dunia pada usia 79 tahun.

Hammers mengubah playlist sebelum pertandingan, memutar lagu-lagu dari era panjang karier Bonds sejak 1967 hingga 1988. Dari The Beatles, Bryan Ferry, hingga Gary Numan mengalun di London Stadium sebagai penghormatan.

Jarrod Bowen, kapten West Ham, mengangkat jersey Bonds bernomor empat sebelum meletakkannya di tepi lapangan. Sorak dukungan menggema, terasa seperti pengingat bahwa bagi publik East London, dedikasi adalah identitas.

“Mereka bisa menerima kekalahan, tapi tidak bisa menerima pemain yang tidak bekerja keras,” begitu komentar salah satu staf klub.

Liverpool kembali diperkuat Alisson Becker yang absen saat kekalahan 1-4 dari PSV. Baru beberapa menit berjalan, Alisson sudah diuji ketika menghalau umpan silang Aaron Wan-Bissaka, berbenturan dengan Joe Gomez, dan memerlukan perawatan singkat.

Awal laga memperlihatkan karakter West Ham yang agresif. Mateus Fernandes melepaskan bola terobosan matang kepada Callum Wilson, namun Ibrahima Konaté—yang belakangan tampil inkonsisten—melakukan blok krusial.

Sebaliknya, Liverpool membangun tekanan melalui trio Florian Wirtz, Gakpo, dan Isak. Investasi £300 juta mereka di musim panas—Isak, Wirtz, dan Hugo Ekitike—bahkan sempat menciptakan peluang emas, namun sepakan Isak di awal laga melambung jauh.

Peluang paling berbahaya datang pada menit ke-38. Umpan Gomez disundul Gakpo ke arah Isak, yang menyambutnya dengan salto akrobatik. Namun Alphonse Areola menggagalkan peluang itu lewat penyelamatan spektakuler.

Di sisi lain, protes keras Liverpool saat Ryan Gravenberch dijatuhkan Magassa di kotak penalti tak digubris wasit Darren England.

Sebelum turun minum, Liverpool hampir membuka skor. Sebuah umpan panjang Van Dijk menemukan Gakpo yang kemudian memberi umpan ke Wirtz, tapi Areola kembali menjadi tembok yang sulit ditembus.

Dari Tekanan Menjadi Pembuktian

West Ham membuka babak kedua dengan intensitas tinggi. Lucas Paquetá—yang baru kembali dari skorsing—memperagakan skill mengesankan saat melambungkan bola melewati Alexis Mac Allister sebelum menembak dari jarak 25 meter. Sayang, tendangannya melayang tipis di atas gawang.

Tekanan Hammers itu justru berbalik menjadi jebakan. Pada menit ke-60, Liverpool mengurai pertahanan West Ham dengan rangkaian umpan pendek.

Statistik pertandingan antara West Ham United melawan Liverpool yang berakhir 0-2 untuk tim tamu, London, Minggu (30/11/2025). (screenshot the sun)


Gakpo, yang tampil dominan malam itu, melihat Isak berdiri bebas. Dengan satu sentuhan, Gakpo menyodorkan bola yang disambut Isak dengan tembakan terukur ke tiang dekat. Areola tak sempat bergerak.

Gol itu terasa seperti klimaks dari beban yang ia pikul sejak harga transfernya diumumkan. Publik London Stadium hening sejenak, sementara sektor tandang meledak oleh sorak lega.

Momentum West Ham kian tergerus setelah Paquetá mendapat kartu merah kontroversial. Berawal dari protes keras terhadap sebuah tekel, ia menerima kartu kuning pertama.

Bukannya berhenti, gelandang Brasil itu kembali melontarkan komentar pedas kepada wasit Darren England. Kartu kuning kedua langsung keluar.

“Ini salah satu kartu merah paling konyol musim ini,” komentar salah satu analis di stasiun televisi Inggris.

Dengan 10 pemain, Hammers masih berupaya membalas. Bowen sempat melepaskan tendangan dari jarak 20 meter yang melenceng tipis. Namun Liverpool terlihat lebih tenang dalam mengatur tempo.

Liverpool memastikan kemenangan pada masa tambahan waktu. Gomez menyodorkan umpan silang ke dalam kotak penalti, Gakpo mengontrol dengan dada, dan melepaskan tendangan keras yang menghujam gawang Areola.

Skor 2-0 mengunci kemenangan sekaligus menandai performa terbaik Liverpool dalam beberapa pekan terakhir.

Kemenangan ini mengangkat Liverpool ke posisi kedelapan klasemen, hanya terpaut dua poin dari empat besar. Namun pertanyaan besar tetap menggantung: apakah ini titik balik, atau hanya jeda singkat dalam performa inkonsisten musim ini?

Arne Slot belum menjawab itu. Tapi setidaknya, untuk semalam, ia dan para pemainnya telah menyelesaikan pekerjaan—sesuatu yang sulit dilakukan Liverpool dalam dua bulan terakhir.

Dan bagi Isak, gol itu bukan sekadar angka di papan skor. Ia adalah deklarasi: bahwa £130 juta yang dikeluarkan Liverpool mungkin akhirnya menemukan jawaban. (*)