MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak sumber daya manusia unggul melalui penguatan sistem sertifikasi profesi.
Melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Unhas, pelatihan asesor kompetensi resmi dibuka untuk batch 3 dan 4, yang diikuti oleh 72 dosen dari berbagai fakultas.
Kegiatan pelatihan asesor kompetensi ini berlangsung selama lima hari, mulai 1 hingga 5 Juli 2025, di Unhas Hotel & Convention, Makassar.
Pelatihan ini menjadi langkah konkret menyusul telah terverifikasinya 39 skema baru oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Para peserta akan mendapatkan pembekalan teknis dan uji kompetensi guna memastikan mereka mampu menilai kompetensi mahasiswa sesuai standar nasional.
“Kegiatan pelatihan asesor kompetensi ini adalah batch ketiga, dan Unhas saat ini menjadi rujukan nasional dalam pengelolaan LSP. Banyak kampus di Indonesia yang belajar dari sistem di Unhas,” ujar Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Sektor Pendidikan Prof Dr Amilin MSi.
“Dukungan dari pimpinan Unhas luar biasa, dan ini menjadikan Unhas layak menjadi leading sector pengembangan LSP P1,” lanjutnya.
Pelatihan ini merupakan bagian dari strategi besar Unhas dalam mewujudkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap bersaing di dunia kerja dengan memiliki sertifikat kompetensi.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. drg Muhammad Ruslin MKes SpBM-K PhD, menyampaikan bahwa kegiatan ini akan menambah jumlah asesor kompetensi di Unhas menjadi 148 orang.
“Pelatihan ini menjadi bukti komitmen kami bahwa setiap lulusan Unhas akan dibekali dengan sertifikasi kompetensi. Ini penting agar lulusan kita unggul di pasar kerja,” ujar Prof. Ruslin.
“Tahun ini target asesor ditingkatkan hingga mendekati 200 orang, demi mendukung skema yang juga terus berkembang,” jelas guru besar Fakutas Kedokteran Gigi Unhas ini.
Kepala LSP Unhas, Ir. Mukti Ali ST MT PhD IPU, menegaskan bahwa peningkatan jumlah asesor adalah kebutuhan mendesak seiring bertambahnya jumlah skema kompetensi yang dikelola.
Ia menjelaskan bahwa setiap skema minimal membutuhkan dua asesor agar pelaksanaan asesmen berjalan sesuai standar BNSP.
“Dengan bertambahnya skema, maka jumlah asesor juga harus meningkat. Pelatihan ini sangat ketat karena dipantau langsung oleh BNSP. Kami ingin memastikan bahwa asesor yang diluluskan benar-benar siap melaksanakan asesmen secara profesional di bidangnya,” terang Mukti Ali.
Pelatihan ini terdiri dari empat hari sesi pembekalan dan satu hari ujian kompetensi, serta menghadirkan master asesor bersertifikasi nasional. Unhas berharap program ini akan mempercepat pencapaian target satu sertifikat kompetensi untuk setiap lulusan sarjana, dan dua sertifikat untuk lulusan vokasi.
Dengan pelatihan ini, Unhas memperkuat posisinya sebagai pionir dalam penguatan sistem sertifikasi profesi, khususnya di kawasan Indonesia Timur, serta menjadi model bagi pengembangan LSP di lingkungan perguruan tinggi nasional.
(Rahmatia / Zulkarnaen / Unhas.TV)