Mahasiswa

Mahasiswa KKN Unhas Dorong Branding Tenun Bira Lewat TikTok sebagai Sarana Promosi Digital

BULUKUMBA, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan terobosan kreatif dalam upaya pemberdayaan ekonomi lokal di Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Senin (21/7/2025).

Melalui kegiatan sosialisasi bertajuk “Eksistensi Tenun Bira di Era Digital: Pembuatan Akun dan Konten TikTok sebagai Sarana Branding dan Promosi”, mahasiswa mendorong penggunaan media sosial sebagai alat promosi bagi pengrajin tenun tradisional.

Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Tenun Bira ini dihadiri langsung oleh Ketua IKM Sentra Tenun Bira, para pengrajin lokal, serta perangkat desa.

Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi komunitas tenun mengenai pentingnya digital branding dalam memasarkan produk unggulan mereka, khususnya melalui platform populer seperti TikTok.

Dalam pemaparannya, tim pelaksana KKN menyampaikan bahwa media sosial saat ini bukan hanya menjadi ruang hiburan, tetapi juga alat komunikasi dan promosi yang sangat efektif, terutama bagi produk budaya lokal yang tengah bersaing di pasar global.

“Di era digital ini, eksistensi budaya tak cukup hanya dijaga secara lisan atau visual. Harus ada rekam jejak digital yang bisa diakses generasi muda dan pasar internasional," ungkap Alvionita Dwy Sampe, penanggung jawab program dalam sesi presentasi.

"TikTok adalah salah satu sarana paling strategis karena jangkauannya luas dan kontennya mudah diakses,” jelas Alvionita.

Kegiatan ini tidak hanya bersifat teoritis. Mahasiswa juga akan melanjutkan dengan pendampingan teknis berupa pelatihan pembuatan konten TikTok menggunakan ponsel pintar.

Mereka membantu membuat akun resmi TikTok Tenun Bira dan merancang konten awal berupa video pengenalan proses menenun, cerita di balik motif khas Bira, serta testimoni pengguna.

Akun ini rencananya akan dikelola bersama antara mahasiswa KKN dan pengrajin lokal selama masa pengabdian.

Setelah KKN berakhir, akun tersebut diharapkan bisa menjadi aset digital berkelanjutan yang dikelola langsung oleh komunitas pengrajin. Tujuan akhirnya adalah menciptakan kemandirian digital agar pelaku UMKM tenun Bira mampu memanfaatkan platform ini secara mandiri.

Ketua IKM Sentra Tenun Bira menyambut positif inisiatif ini dan menyatakan kesiapan komunitas untuk terus belajar mengikuti perkembangan zaman.

Ia menekankan bahwa inovasi semacam ini sangat dibutuhkan demi menjaga keberlanjutan usaha tenun di tengah kompetisi industri tekstil modern.

Tenun Bira sendiri merupakan produk budaya khas Bulukumba yang telah dikenal secara lokal maupun nasional. Motifnya yang kaya makna dan proses produksinya yang masih mengandalkan alat tradisional menjadi daya tarik tersendiri.

Dengan pendekatan digital melalui TikTok, mahasiswa berharap Tenun Bira tidak hanya bertahan sebagai warisan budaya, tetapi juga berkembang sebagai local brand yang bernilai ekonomi tinggi.

Promosi berbasis video pendek diharapkan mampu menjangkau pasar lebih luas, termasuk wisatawan mancanegara dan pecinta produk etnik.

Langkah ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam mendorong pengembangan ekonomi kreatif, pemberdayaan UMKM, dan pelestarian budaya melalui teknologi. Dengan wajah baru di dunia digital, Tenun Bira siap tampil modern tanpa kehilangan nilai tradisinya. (*)