Budaya

Mahluk Halus di Desa Ini Cuma Mau Makan Nasi Lemang

TOKOH - Daeng Bau, pejabat Pinati Lammang Desa Lantang, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, (foto: Unhas TV)

Konon, air Sungai Lantang tidak pernah surut meskipun musim kemarau. Airnya inilah yang mengaliri persawahan masyarakat Desa Lantang dan membuat padinya selalu subur.

Menurut cerita turun-temurun yang diungkapkan oleh pemangku adat Dae ng Bau’ yang menjabat sebagai Pinati Lammang, tradisi ini berawal dari permintaan mahluk halus yang menghendaki lemang sebagai sesajian.

"Riolo nia’tau ri Lantang lekba a’acara acara na nia’tong nai’battu rijekneka. Anjo battua rijekne anu sayang’arenna nakana teai ia punna teai ka’do bulo nisareangi punna acara tawwa, iyyamiantu nasa’genna kammakamma anne lammangmi niparek, ka erokna anjo anu sayanga," ujarnya dalam bahasa Makassar.

Artinya, dahulu pernah diadakan acara di Sungai Lantang dan ada sesuatu yang halus muncul ke permukaan air. Makhluk halus itu datang dan mengatakan bahwa ia tidak mau apabila bukan lemang yang diberikan. Inilah alasan mengapa sampai sekarang lemanglah yang dibuat oleh masyarakat di sana, bukan makanan yang lainnya.

Kisah lain tentang asal mula tradisi ini diceritakan oleh Muhammad Tahir. Dikisahkan bahwa Raja Kare Lantang ingin merasakan hidup miskin.

Ia pun berniat menyembelih kerbau kesayangannya yang bernama Cokoloe. Awalnya, semua saudara Raja Kare Lantang tidak setuju dan tidak rela melihat Cokoloe disembelih. Namun, karena keinginan Raja Kare Lantang sangat kuat, mereka pun mengalah.

BACA SELANJUTNYA >>>

>> Baca Selanjutnya