MAROS, UNHAS.TV - Bupati Maros DR AS Chaidir Syam menyatakan dukungannya atas rencana penyelenggaraan Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025. Festival kebudayaan, parisiwisata, dan sejarah ini akan berlangsung di Kabupaten Maros, 3-5 Juli 2025.
"Maros kaya warisan alam dan memiliki sejarah panjang yang menjadi bagian penting sejarah peradaban manusia. Kami ingin dunia melihat Maros sebagai pusat kebudayaan dan tujuan wisata sejarah unggulan melalui festival itu," kata Chaidir Syam pada rapat yang melibatkan Pemerintah Kabupaten Maros bersama Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX Sulawesi Selatan-Tenggara dan Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (Perwira LPMT) di Kantor Bupati Maros, Senin (10/2/2025).
Rapat tiga pihak ini merupakan kelanjutan dari rapat sebelumnya di rumah jabatan Bupati Maros awal Februari ini. Rapat tersebut juga menekankan pada upaya mengangkat kawasan karst Leang-Leang Maros ke tingkat internasional. Selain itu festival ini diharapkan menjadi pendorong utama upaya menjadikan Leang-Leang Maros sebagai Warisan Dunia UNESCO.
Ketua panitia Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025, Marjan Massere, menyebutkan, rapat ini juga menjadi ajang silaturahmi keturunan Raja La Patau Matanna Tikka—Raja Bone XVI, sekaligus Datu Soppeng XVII dan Ranreng Tuwa Wajo XVII.
"Ini makin menguatkan ikatan sejarah serta komitmen bersama merawat tradisi dan menjalin sinergi," ujarnya sebagaimana siaran pers panitia ke Unhas TV.
Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 mengusung tema "Leang-Leang Maros sebagai Gerbang Peradaban Awal dan Manusia Purba Dunia", dengan slogan "Leang-Leang Goes to World Heritage".
Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 ini akan melibatkan berbagai unsur masyarakat termasuk akademisi, budayawan, kelompok masyarakat, lembaga adat serta siswa dan mahasiswa. Sebagai
Panitia juga berencana bekerjasama Sekretariat Perkrisan Nasional Indonesia (SPNI), khususnya dalam penyelenggaraan Pameran Pusaka yang akan menampilkan koleksi bersejarah dengan nilai budaya tinggi.
Pada rapat itu disepakati sejumlah rangkaian acara Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 antara lain Leang-Leang Art and Cultural Festival, pertunjukan seni kolosal dan video mapping, kirab budaya dan festival flora dan fauna;
Festival kuliner tradisional, pameran pusaka (bekerja sama dengan SPNI) dan artefak prasejarah, seni instalasi dan pertunjukan rakyat, seminar internasional Bio and Cultural Diversity of Leang-Leang Maros;
Kajian akademik dan publikasi ilmiah, deklarasi dan rekomendasi UNESCO, kampanye digital "Leang-Leang Goes to World Heritage", produksi film pendek dan dokumentasi mendidik, tour off-road Geo Park Maros-Pangkep;
Leang-Leang Award (penghargaan bagi pelestari budaya dan peneliti sejarah), serta pertemuan akbar perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (Perwira -LPMT)
Ketua Umum Perwira LPMT Andi Muhammad Sapri Pamulu PhD mengatakan, festival Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 ini drangkaikan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Maros.
"Sejumlah rangkaian pada festival ini disusun untuk menggambarkan kekayaan budaya, sejarah, dan keindahan alam Maros," kata Andi Muhammad Sapri Pamulu PhD yang juga Direktur Utama PT Indah Karya (Persero, BUMN).
Pakar filologi dari Universitas Hasanuddin Prof Muhlis Hadrawi menekankan pentingnya keterlibatan akademisi pada penggalian sejarah peradaban manusia di Maros.
"Leang-Leang menyimpan jejak peradaban manusia tertua di dunia. Dengan temuan lukisan prasejarah berusia lebih dari 57.300 tahun dan rangka manusia tertua, Maros adalah bagian penting dalam sejarah global," katanya.(*)