Pada saat hendak disembelih, semua tali besar yang dikumpul di Lantang putus semua dan tidak mampu mengikat rontakan Cokoloe. Akhirnya, terdengarlah suara yang mengatakan bahwa jika Cokoloe ingin disembelih, cukup ikat benang putih tiga helai di kepalanya.
Cokoloe pun disembelih oleh Raja Kare Lantang. Pada waktu daging Cokoloe dimasak, terdengarlah bunyi dari air mendidihnya yang berbunyi "Sossoro, Surokau" yang berarti miskin papa.
Serangkaian dengan peristiwa itu, suatu ketika ada induk ayam yang hendak bertelur dan berkotek-kotek di atas atap rumah Raja Kare Lantang. Karena dianggap pamali, ayam itu dilempari dengan sebatang kayu yang sudah pernah dipakai memasak.
Ternyata, masih ada bara api dalam kayu itu dan terbakarlah rumah Raja Kare Lantang. Ia pun menjadi miskin seperti yang pernah dimintanya. Kayu yang dilempar tadi adalah kayu bilalang, yang memiliki tekstur keras. Sampai sekarang, keturunan Raja Kare Lantang tidak ingin menjadikan bilalang sebagai kayu bakar karena takut kualat seperti yang dirasakan oleh Raja Kare Lantang.
Karena sudah banyak saudara yang tinggal di luar Lantang, Raja Kare Lantang membuat acara untuk mengundang mereka. Acara tersebut yaitu pesta addodoro (membuat dodol) sebelum panen dan pesta Lammang (lemang) setelah panen.
Lemang, makanan khas dalam ritual ini, memiliki filosofi yang mendalam. Beras ketan yang dicampur santan kelapa dibalut dengan daun pisang dan dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar melambangkan harapan untuk mendapatkan kenikmatan dan kesejahteraan.
Meskipun zaman terus berubah, tradisi Ritual Alam Mang tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa Lantang. Hal ini menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga warisan budaya dan tradisi leluhur.
Beberapa bukti sejarah, seperti pohon lontar yang tinggi di Tanrara dan tabu penggunaan atap nipah bagi orang Tanrara, menjadi bukti nyata keberadaan tradisi ini.
Ada beberapa tahapan dalam prosesi A'lammang yaitu Angngerang Bungasa membawa bahan yang akan dibuat lemang), Angngalle Bulo (mengambil bambu), Ammone (mengisi), Attunu (membakar), dan Appasorong (mengalirkan sesajian ke air mengalir).
Rahmatia (Unhas TV)