MAKASSAR, UNHAS.TV - Acara adat masyarakat Desa Lantang yang dikenal sebagai A’Lammang digelar di Permandian Desa Lantang, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Jumat (24/5/2024).
Tradisi A’Lammang ini selalu dilaksanakan setiap tahun setelah musim panen. Dalam dua tahun terakhir, acara ini dirangkaikan dengan festival di lapangan, meskipun sebelumnya hanya diadakan di permandian.
Acara ini melibatkan dua desa, yakni Desa Lantang dan Kale Lantang, dan harus dilaksanakan pada hari Jumat, tepat setelah salat Jumat.
Masyarakat percaya bahwa jika tradisi ini tidak dilaksanakan atau bahkan ditunda, desa akan mendapatkan malapetaka, seperti banjir atau penyakit yang menimpa warganya.
BACA JUGA
Pinati Lammang yang Dipilih Leluhur Melalui Tanda Kerasukan
Memanggil Hujan Turun dengan Suara Bising Knalpot
Mahluk Halus di Desa Ini Cuma Mau Makan Nasi Lemang
Pesta adat Lammang berlangsung selama dua hari, yaitu pada Kamis dan Jumat. Uniknya, penduduk Desa Lantang dan Kale Lantang memiliki tradisi menggunakan motor dengan knalpot bising, bahkan banyak yang menggunakan knalpot racing.
Suara bising dari kendaraan mereka dimaksudkan untuk memanggil hujan. Menurut salah satu tokoh masyarakat Desa Lantang, Hendri, suara bising tersebut bermakna untuk mendatangkan hujan.
"Dahulu kala, belum ada motor, jadi mereka pakai meriam untuk bikin keramaian. Meriam dibunyikan di setiap rumah warga," ujar paranormal tersebut.
Pada hari Kamis, sebagian besar penduduk mulai mengubah motornya menjadi lebih bising dengan menggunakan knalpot racing, dan tradisi ini berlangsung hingga hari Jumat.
Pada hari Sabtu, semua akan kembali normal setelah pesta adat selesai, dan masyarakat akan memaklumi kebisingan tersebut selama dua hari.
Tidak ada yang keberatan atau mengeluh dengan kebiasaan itu karena ini rutin dilaksanakan. Bagi mereka ini kebiasaan yang tidak perlu dipersoalkan. Namun, jika ada yang masih menggunakan motor dengan knalpot racing setelah pesta adat berakhir, mereka akan ditegur oleh penduduk setempat.
Rahmatia (Unhas TV)