News

Melacak Akar Sejarah Moderasi di Indonesia

Imran mengatakan, kondisi moderasi di Sulawesi Selatan saat ini cukup baik, tetapi tetap memerlukan perbaikan. Perbaikan itu utamanya pada perlindungan hukum bagi kaum minoritas yang terkadang masih kurang kuat.

"Perbaikan ini perlu dilakukan baik oleh masyarakat, pemerintah, maupun lembaga lainnya," ujarnya.

Tiga narasumber hadir dalam seminar yakni Director of Jamiatul Mustafa Representative of Indonesia, Prof. Dr. Hossein Muttaghi yang hadir secara daring, Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Dr. Syamsul Bahri Abd Hamid Lc M.A dan Amar Fauzi Ph.D selaku narasumber.

Ketiganya membahas moderasi, nilai-nilai dan sejarah perkembangannya dalam Islam di Indonesia. Narasumber juga menyoroti peran tokoh-tokoh dalam sejarah yang membentuk pandangan moderasi di Indonesia. Adapun kegiatan seminar ini dipandu oleh Supratman SS. M.Sc., P.hD.

"Isu moderasi adalah salah satu isu yang sangat penting sekali bukan hanya tantangan yang besar, bukan hanya keseimbangan tetapi juga keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia,” jelas Amar Fauzi.

Tak hanya sesi materi, seminar ini juga menyediakan ruang diskusi dan forum interaktif. Peserta dapat berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan berbagi pandangan mereka.

Seminar ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh Ketua Pimpinan ABI Sulsel kepada para narasumber dan pemotongan tumpeng sebagai tanda memperingati milad ke-14 lembaga Ahlul Bait Indonesia atau ABI.

Zul/Nurry