Pendidikan

Menelusuri Konsep Healthy Islands: Pembelajaran Administrasi Kesehatan Masyarakat di Kepulauan Pasifik

FKM

MAKASSAR, UNHAS.TV- Sebagai bagian dari komitmen untuk memperluas wawasan global di bidang kesehatan masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) mengadakan kuliah tamu internasional bertema “Public Health Administration in Pacific Island Countries.” Acara ini menghadirkan Dr. Shubham Pathak, Assistant Professor and Assistant Dean for International Affairs dari School of Accountancy and Finance (SAFE), Walailak University (WU), Thailand, yang berbagi pandangan tentang bagaimana sistem kesehatan di kawasan Kepulauan Pasifik dibangun dan dijalankan di tengah tantangan geografis serta sosial yang unik.

Kegiatan ini dilangsungkan pada Selasa, 7 Oktober 2025, pukul 13.30 WITA di Ruang Kandow Lantai 2 FKM Unhas, serta disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting. Dalam sambutannya, Dekan FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., MSc.PH., Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini menjadi sarana penting bagi mahasiswa untuk memahami beragam model kebijakan kesehatan dari berbagai belahan dunia.

“Forum internasional seperti ini membuka wawasan kita tentang bagaimana faktor budaya dan geografis membentuk pendekatan sistem kesehatan di tiap negara,” ujar Prof. Sukri.

Sesi ini dipandu oleh Prof. Anwar, SKM., M.Sc., Ph.D., yang memimpin jalannya acara dengan gaya interaktif. Partisipasi aktif dari mahasiswa dan dosen terlihat sejak awal, terutama saat sesi tanya jawab di mana berbagai pertanyaan diajukan seputar strategi penguatan kesehatan masyarakat di wilayah kepulauan.

Ilustrasi tentang keindahan lanskap tropis di Kepulauan Pasifik menjadi simbol harmoni antara alam, manusia, dan kesehatan—sebuah cerminan nyata dari konsep Healthy Islands yang diperkenalkan dalam kuliah tamu internasional FKM Unhas. Dalam semangat kolaborasi global, pembelajaran ini mengajarkan bahwa menjaga bumi dan manusia adalah dua sisi dari satu komitmen: menciptakan kehidupan yang sehat dan berkelanjutan di setiap pulau dunia.
Ilustrasi tentang keindahan lanskap tropis di Kepulauan Pasifik menjadi simbol harmoni antara alam, manusia, dan kesehatan—sebuah cerminan nyata dari konsep Healthy Islands yang diperkenalkan dalam kuliah tamu internasional FKM Unhas. Dalam semangat kolaborasi global, pembelajaran ini mengajarkan bahwa menjaga bumi dan manusia adalah dua sisi dari satu komitmen: menciptakan kehidupan yang sehat dan berkelanjutan di setiap pulau dunia.


Menelusuri Awal Mula Konsep Healthy Islands di Kepulauan Pasifik

Dalam paparannya, Dr. Shubham Pathak mengisahkan kembali perjalanan munculnya konsep Healthy Islands, yang menjadi tonggak penting dalam pembangunan kesehatan di negara-negara Pasifik. Ia menjelaskan bahwa konsep ini lahir dari pertemuan para Menteri Kesehatan di Fiji pada tahun 1995, yang menyepakati perlunya visi bersama dalam memperkuat sistem kesehatan masyarakat.

“Konsep Healthy Islands ialah sebuah visi bersama untuk melindungi dan memajukan kesehatan di seluruh negara kepulauan Pasifik,” jelas Dr. Shubham Pathak.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa konsep ini menempatkan kesehatan manusia sejajar dengan pelestarian alam dan nilai-nilai lokal. “Melalui konsep ini, negara-negara Pasifik berupaya memperkuat kepemimpinan, tata kelola, serta akuntabilitas sistem kesehatan agar pelaksanaannya merata di wilayah perkotaan maupun pedesaan,” lanjutnya.

Kemajuan Kesehatan di Bawah Inisiatif Healthy Islands

Dalam pemaparannya, Dr. Shubham juga membahas misi utama dari Healthy Islands, yaitu menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung kesejahteraan masyarakat di seluruh aspek kehidupan.

“Misi utama Healthy Islands adalah memastikan setiap masyarakat dapat hidup dalam lingkungan yang sehat, aman, dan mendukung kesejahteraan mereka,” ujarnya.“Gerakan ini menekankan pembangunan generasi sehat, baik secara fisik maupun mental, dengan menekan angka penyakit dan kematian dini melalui upaya pencegahan,” tambahnya.

Ia kemudian menyoroti perkembangan sektor kesehatan di wilayah Pasifik sejak diterapkannya konsep tersebut. Berbagai indikator kesehatan menunjukkan perbaikan signifikan, seperti meningkatnya harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Menurutnya, sejumlah negara Pasifik juga menunjukkan komitmen kuat terhadap pengendalian faktor risiko kesehatan. 

Tantangan Geografis dan Dampak Pandemi terhadap Sistem Kesehatan di Pasifik

Dr. Shubham menegaskan bahwa di balik berbagai pencapaian tersebut masih terdapat tantangan besar yang perlu dihadapi. Ia menyoroti hambatan geografis yang signifikan, karena wilayah Pasifik terdiri dari banyak pulau kecil yang tersebar luas. Kondisi ini menyulitkan pemerataan layanan kesehatan, terlebih akses transportasi ke daerah terpencil sangat terbatas. Selain itu, infrastruktur kesehatan di banyak pulau belum memadai, baik dari segi fasilitas maupun tenaga medis, sehingga masyarakat di wilayah terpencil sering kali tidak memperoleh pelayanan yang layak.

Lebih lanjut, Dr. Shubham juga menyinggung dampak pandemi COVID-19 yang memperburuk kondisi sistem kesehatan di kawasan tersebut. Pandemi menyebabkan berkurangnya dukungan pendanaan dari luar negeri serta meningkatnya tekanan ekonomi, yang berdampak pada menurunnya kapasitas tenaga kesehatan.

Para peserta menilai kegiatan ini membuka wawasan baru mengenai pentingnya pendekatan lintas budaya dalam membangun sistem kesehatan yang berkelanjutan. Mereka mengaku terinspirasi oleh pengalaman negara-negara Pasifik dalam menjaga keseimbangan antara kesehatan manusia, lingkungan, dan nilai-nilai lokal. Bagi mahasiswa, sesi ini menjadi pengalaman berharga yang memperkaya pemahaman mereka tentang bagaimana konsep Healthy Islands dapat diterapkan di konteks Indonesia.(*)