MAKASSAR, UNHAS.TV
- Kepala organisasi internasional untuk migrasi di Papua New Guinea, Serhan Arktoprak, memperkirakan sekitar 670 orang tertimbun akibat longsor di dataran tinggi Enga, wilayah utara Papua New Guinea, Jumat dini hari pekan lalu.
Jumlah ini lebih banyak dari sangkaan semula yang diungkapkan oleh Gubernur Provinsi Enga, Peter Ipatas, yang mengatakan sedikitnya 300 orang tertimbun batu dan tanah akibat longsor.
"Sebanyak 670 orang dan 150 rumah tertimbun," kata Serhan.
Serhan memperkirakan, mereka yang tertimbu akan sulit diselamatkan karena tim penyelamat pun juga sedang dalam risiko besar karena longsor masih sering terjadi selama proses penyelamatan korban.
Pemerintah setempat juga sudah mengingatkan kepada warga di sekitar lokasi bencana untuk segera menyingkir dan meninggalkan desanya karena ada kemungkinan bencana serupa juga akan terjadi.
Namun imbauan pemerintah ini dikhawatirkan oleh pihak organisasi kemanusiaan CARE Australia karena perang antarsuku masih tetap ada. Jika warga berpindah ke desa lain maka akan berhadapan dengan suku lain yang mungkin akan menolak mereka.
Pihak PBB telah menyediakan bantuan untuk warga yang menyingkir dari lokasi bencana berupa selimut, tempat tidur, dan kasur. Sedangkan pemerintah setempat sudah memasok makanan, minuman, dan alat-alat kesehatan.
Papua New Guinea adalah negara di timur Pulau Papua. Negara yang berbatasan dengan Indonesia ini dihuni 11,7 juta jiwa dengan 850 bahasa setempat yang menempatkan negara ini sebagai negara dengan kekayaan bahasa terbanyak di dunia menurut catatan Bank Dunia.
Amir Pallawa Rukka (Unhas TV
)